Rampoe Aceh, Tarian Pembawa Harum Nama Pemko Langsa di Kancah Nasional


Aceh,Gpriority – Pemerintah Kota Langsa, Provinsi Aceh kembali menorehkan prestasi di kancah nasional untuk kesekian kalinya pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Tahun 2020, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kota Langsa sendiri berhasil merebut juara satu untuk kategori Atraksi Budaya Terpopuler, yakni Tari Rampoe Aceh pada API 2020.

Melalui Kepala Bidang Pariwisata, Aulia Syahputra, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Langsa mengatakan, prestasi di kancah nasional, terutama di ajang API sendiri merupakan yang kedua kalinya diperoleh Pemko Langsa.

Sebelumnya, Aulia menyebutkan jika di tahun 2019 Pemko Langsa juga berhasil menyabet juara pertama untuk kategori Ekowisata Terpopuler, atau Most Popular Ecotourism, yakni Hutan Magrove yang berada di Kuala Langsa.

Tari Rampoe sendiri merupakan salah satu tarian yang berasal dari Provinsi Aceh. Tari Rampoe merupakan pertunjukan yang terdiri dari beberapa jenis tarian Aceh.

Pada awalnya, tarian ini dahulunya belum memiliki nama, dan para seniman Aceh pada masa itu hanya menyebutnya sebagai tari kreasi baru Aceh. Namun, seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 1980-an, beberapa seniman Aceh yang terdiri, Syech Lah Geunta, Syech Ampon Mae dari Aceh Utara, Tarmizi dan Syaifuddin dari Bireun memberi nama tarian ini sebagai tari Rampoe.

Sesuai dengan namanya, tari Rampoe terdiri dari beberapa tarian Aceh, yaitu Tari Seudati, Laweut, Ratoh Jaroe.

Dalam eksistensinya, budaya sendiri tidak dapat terlepas dari masyarakat tempat dimana budaya tersebut tumbuh dan berkembang dalam menjaga dan melestarikan budaya tersebut.

Selain itu, setiap gerak dan kreasi dalam tarian Rampoe Aceh yang enerjik tersebut mempunyai filosofi mendalam serta mengandung pesan dakwah dan moral, tetapi sangat mewakili gambaran karakteristik masyarakat Aceh, yaitu Islami, heroik, kompak, keras, sopan, berani, dan memiliki nilai sosial yang tinggi.

“Sehingga Pemko Langsa saat itu berkesimpulan dan memutuskan untuk mendaftarkan tarian Rampoe Aceh pada ajang API 2020,” kata Aulia kepada Gpriority.

Namun demikian, dalam pertunjukan tari Rampoe tidak semua babak yang terdapat dalam setiap tarian ikut ditampilkan secara keseluruhan. Babak-babak pada setiap tari dipilih berdasarkan adanya kesinambungan antara bagian satu tari dengan tari yang lain.

Selain itu pemilihan babak pada setiap tari berdasarkan pada makna, estetika dan ragam gerak yang dianggap dapat mewakili karakteristik dari setiap babak tari yang ditampilkan. Ketiga tarian ini umumnya disebut babak dalam pertunjukan tari Rampoe.

Dengan berhasilnya Tari Rampoe Aceh yang dibawakan oleh Sanggar Banda Betari yang merupakan sangar tari binaan Pemko Langsa membawa harum nama Aceh, khususnya Kota Langsa di bidang budaya. Kebudayaan yang ada di Aceh dapat di kenal luas masyarakat di seluruh Indonesia.

Meskipun, kata Aulia, dalam prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Klise barangkali, tapi sukses kadang memang tak bisa diperoleh lewat jalan yang mulus dan lurus. Puncak gunung pun dicapai setelah melewati dan menempuh hutan, tersandung, dan terjerembap.

“Begitu pula halnya dengan upaya Pemko Langsa dalam memperkenalkan budaya dan pariwisata ke masyarakat yang ada,” ujarnya.

Aulia mengaku, dengan mengikuti semua kontes serta even di skala nasional dapat mendongkrak perekonomian daerah melalui sektor wisata. Sehingga, pendapatan asli daerah dapat terserap melalui sektor tersebut.

Untuk itu, pihaknya kedepannya akan terus berkomitmen untuk mengembangkan pembangunan Kota Langsa khususnya pada sektor wisata.(Zul)