RI Targetkan Zero Emisi Karbon di 2050

Pemerintah Indonesia masih optimis bahwa di tahun 2050 emisi karbon di Indonesia bisa zero alias tidak ada sama sekali. Yang membuat optimis Indonesia adalah masih banyaknya sumber daya potensi energi terbarukan yang dimiliki, seperti surya, air, angin, panas bumi dan bioenergi. Indonesia dengan segala kekayaan alamnya bahkan memiliki potensi energi terbarukan yang cukup besar, hingga 417,8 GW.

Namun sayangnya potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan bauran energi terbarukan baru mencapai 10 persen pada tahun 2020 dan masih memerlukan tantangan besar untuk mencapai target KEN 23% pada tahun 2025. Untuk itu, diperlukan akselerasi dalam pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia dalam upaya mengantisipasi krisis ekonomi dan krisis energi yang akan datang. Apalagi negara-negara di dunia juga sedang berlomba-lomba dalam mengembangkan energi terbarukan. Pemanfaatan energi terbarukan ini telah mendorong percepatan investasi untuk pemulihan ekonomi yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan di sektor energi. Transisi ke energi bersih bukan lagi menjadi suatu pilihan tapi kewajiban untuk melepas ketergantungan dengan energi fosil, mengingat semakin menipisnya cadangan minyak dunia dan sumber energi fosil lainnya.

Masih kurangnya pemanfaatan dan sosialisasi mengenai penggunaan energi terbarukan membuat target KEN butuh partisipasi dari berbagai pihak. Untuk itu, Indonesia EBTKE ConEx kembali hadir dan akan diselenggarakan untuk yang ke-10 kalinya oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) yang bekerja sama dengan Dyandra Promosindo.

Dalam situasi yang masih dilanda pandemi, The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021 akan dilaksanakan kembali secara virtual pada tanggal 22-27 November 2021. Tahun ini, tema yang diusung adalah ‘Energy Transition Scenario Toward Net Zero Emission’ untuk menghadapi transisi energi pada tahun 2050.

Sama seperti tahun sebelum, The Virtual 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021’ pada tahun ini pun mendapat dukungan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

” Untuk yang ke-10 kalinya, kami menjadi partnership Indonesia EBTKE ConEx .Alasannya acara ini sejalan dengan misi pemerintah untuk menurunkan emisi karbon dan juga pemanfaatan sumber daya energi,” ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Arifin Tasrif dalam launching ‘The Virtual 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021’ secara virtual pada Jum’at (9/4/2021).

Arifin Tasrif dalam sambutannya juga menjelaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca melalui ratifikasi Paris Agreement. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan bantuan internasional. Di tahun 2020 realisasi Nationally Determined Contribution sektor energi mencapai 64,4 juta ton CO² menunjukkan penurunan yang signifikan melalui pelaksanaan pengembangan EBT, efisiensi energi, pemanfaatan bahan bakar rendah karbon, penerapan teknologi energi bersih di pembangkit listrik dan reklamasi lahan bekas tambang.

Pemerintah Indonesia saat ini juga sedang menyusun Grand Strategy Energy National (GSEN) dengan visi mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Dalam rancangan GSEN diharapkan kontribusi pengurangan emisi CO² untuk energi dapat mencapai 377 juta ton pada 2035 melalui mitigasi, penyediaan listrik melalui pembangkit EBT, penerapan efisiensi energi, penggunaan bahan bakar nabati, implementasi co-firing biomassa untuk mengurangi konsumsi batu bara di PLTU, pemanfaatan kendaraan listrik, transisi menuju bahan bakar rendah karbon, dan teknologi energi bersih.

“Untuk mewujudkan energi bersih, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Untuk itu kami membutuhkan partisipasi dan dukungan dari swasta, asosiasi, akademisi, serta kerjasama dengan organisasi nasional dan internasional. Kami mengajak semua pemangku kepentingan dan pelaku usaha untuk dapat memanfaatkan forum di Indonesia EBTKE ConEx 2021 ini sebagai media brainstorming guna mendukung implementasi transisi energi menuju net zero emission di Indonesia. Diharapkan ajang ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan minat dan partisipasi publik dalam mengembangkan energi terbarukan,” ucap Arifin Tasrif.

Surya Darma selaku Ketua METI juga mendukung komitmen pemerintah untuk memberikan perhatian dan dorongan pada sektor energi terbarukan ini. Untuk itu, melalui Indonesia EBTKE ConEx dapat mengajak para stakeholders yang terlibat untuk mendorong percepatan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia. “Tahun ini kami kembali mengajak para stakeholders energi terbarukan untuk berkumpul dan memanfaatkan forum Indonesia EBTKE ConEx ini dengan menghadirkan berbagai inovasi di sektor energi dan khususnya energi terbarukan, bertukar informasi, pembelajaran dan juga sekaligus sosisalisasi berbagai kemajuan yang sudah dicapai terutama selama satu tahun terakhir termasuk upaya-upaya konservasi energi sebagai bentuk kontribusi penghematan terhadap sumber daya alam yang kita miliki. Di tengah pandemi yang masih melanda, ajang ini menyediakan platform yang efektif dan efisien untuk para pelaku industri dan professional bertemu dalam membahas energi terbarukan dan konservasi energi. Kami berharap Indonesia EBTKE Conex yang akan diselenggarakan secara virtual kembali akan mendapat tanggapan positif dan partisipasi aktif dari berbagai kalangan dan pemangku kepentingan di Indonesia dan beberapa negara di dunia” tutup Surya Darma.(Hs.Foto.dok.Dyandra).