Sst…Ada Tanggul Baru Loh di Sepanjang Tepi Bekasi

Jakarta,GPriority.co.id-Bekasi merupakan penduduk terbesar kedua di Indonesia, BPS mencatat ada 3,1 juta jiwa yang bermukim di area seluas 210 km2, Kota Bekasi tak kalah padatnya dari Surabaya, Bandung, Medan, atau Makassar.

Sebagaimana laiknya kota besar di Indonesia, Kota Bekasi juga menghadapi masalah laten banjir.

Dari waktu ke waktu, pengendalian banjir Kali Bekasi telah dilakukan dengan mengeruk sungai dan membangun tanggul. Ada pula bendungan di tengah Kota Bekasi, yang mengalirkan sebagian debit air sungai ke arah barat ke Kali Malang menuju Jakarta dan sebagian lagi ke saluran irigasi ke arah barat laut membelah Kota Bekasi. Segmen sungai di bagian hilir dari badan bendungan, air sungai relatif lebih terkendali.

Limpasan banjir di hilir bendungan masih kerap terjadi, tapi tidak sesering dan seluas dampaknya dibanding di bagian hulu. Maka, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun terus melakukan pekerjaan penanganan banjir Kali Bekasi. Pada 2022, PUPR melanjutkan tujuh paket pekerjaan pengendalian banjir (multiyears) yang akan berakhir di 2023.

Paket 1 dari pekerjaan ini adalah menormalisasi badan sungai mulai dari Bendungan Kali Bekasi di pusat kota hingga ke hulu tempat pertemuan Kali Cikeas dan Cileungsi. Kedua titik itu berjarak 10 km bila ditarik garis lurus. Namun karena berkelak-kelok, panjang ruasnya menjadi sekitar 15 km, melewati salah satu tempat permukiman prestisius di Bekasi, yakni Kemang Pratama.

Ada pula paket normalisasi Kali Cileungsi yang sering menimbulkan genangan pada area bantaran sungai di Bantar Gebang. Pekerjaan normalisasi juga dilakukan di segmen Kali Cikeas yang acap kali melimpas dan menimbulkan genangan di sebagian kawasan permukiman di Pondok Gede, Jati Asih, dan sekitar. Di bagian hilir juga ada pekerjaan (paket 6 dan paket 7) untuk menormaliasi kanal CBL (Cikarang Bekasi Laut), yakni kanal drainse yang memanjang dari Cikarang ke Sungai Bekasi hilir.

Pelaksanaan program paket 1, normalisasi badan sungai antara bendung Kali Bekasi hingga ke titik pertemuan Sungai Cikeas dan Cileungsi, ditinjau oleh rombongan Komisi 5 DPR RI, Jumat (26/8/2022) siang. Rombongan anggota DPR yang dipimpin Andi Iwan Darmawan Aras itu menyaksikan pengerukan lumpur serta rehabilitasi tanggul ruas sungai di Pekayon, Bekasi Selatan. Biaya program paket 1 itu mencapai Rp591 miliar (multiyears).

Rombongan agak terkejut menyaksikan banyaknya sampah plastik dan limbah rumah tangga lainnya yang bercampur lumpur sungai. ‘’Kita harapkan penanganan banjir di Bekasi ini bisa dilaksanakan secara optimal oleh Kementerian PUPR, dan yang penting ke depannya masyarakat tidak lagi membuang sampah ke badan sungai,’’ ujar Andi Iwan.

Andi berharap dengan adanya tanggul ruas sungai Pekayon di Bekasi Selatan, Banjir yang menggenangi di Kecamatan Jati Asih, Mustika Jaya, Bantar Gebang, atau Pondok Melati bisa teratasi.(Hs.Foto.PUPR)