Jakarta, GPriority.co.id – Umumnya seni batik dibedakan berdasarkan cara pembuatannya, yakni batik tulis, batik cap, atau campuran tulis dan cap. Ataupun dari daerah asalnya, yang bisa dilihat pada motif batik yang digambar.
Berkaitan dengan hal tersebut, belum lama ini hadir inovasi dalam seni batik yang memberikan alternatif gaya seni batik terlepas dari pakem makna simbolik dan falsafah yang mengikatnya. Batik ini pertama kali diperkenalkan oleh pengusaha batik, Komaruddin Kudiya dengan nama Batik Pendulum.
Batik pendulum memiliki motif yang unik dan up to date dengan sentuhan warna-warna yang catchy dan trendi. Bentuknya mirip spiral tak berujung yang semakin mengecil, dihasilkan dari setiap bandul pendulum (corong wadah lilin panas) yang diayunkan. Sehingga menghasilkan eksotisme dan artistik yang unik dan menawan pada motifnya.
Meski memiliki motif yang tidak biasa, pendulum batik tetap bisa dikatakan produk batik, karena masih menggunakan lilin panas sebagai media perintang warna. Kombinasi alat berupa canting dan cap batik juga bisa dipadukan dalam pembuatan motif-motifnya.
Melalui motif ini, batik pendulum menyasar kecintaan generasi muda pada inovasi dan outfit dengan stylish baru. Bagi para penyuka bidang fashion yang di atas normal, batik pendulum bisa mencapai level sophisticated dalam berbusana.
Visualisasi dari hasil batik pendulum ini merujuk pada teori matematika, yaitu geometri fractal. Sementara jika melihat teknik gerak corong pendulum merupakan bagian dari ilmu fisika sesuai dengan hukum pertama Newton.
Jika dikaitkan dengan Kebesaran Yang Maha Kuasa, maka Batik Pendulum, sebenarnya mengambil sifat-sifat kepresisian perhitungan yang dipaparkan Allah dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Oleh karenanya, dalam membuat batik pendulum terdapat beberapa aspek yang mesti dituruti substansi dari pendulum ini. Di antaranya pada tingkat kesadaran akan kepresisian, keakuratan yang terukur.
Selanjutnya berkaitan dengan kreativitas bebas, namun tetap pada rumus-rumus pengulangannya. Serta terdapat visi dengan diversifikasi oleh visualisasi yang tak melulu dihasilkan pendulum melainkan dapat menerapkan gaya pendulum ekletik, dekonstruksi simplicity, dan lain sebagainya.
Pendulum sendiri pada dasarnya merupakan sistem mekanis lain yang bergerak dalam gerakan osilasi. Sebuah gerakan berulang yang dimulai dari suatu benda, kemudian kembali ke posisi kesetimbangannya setelah selang waktu tertentu.
Pendulum sering ditemukan pada perangkat ketepatan waktu seperti metronom, jam bandul, seismometer, dan alat pembakar dupa ayun, dan umumnya digunakan untuk mengilustrasikan berbagai persoalan fisika yang kompleks.
Cara kerja batik pendulum dimulai dari beban yang digantung dari tali yang berayun bolak-balik. Pendulum tersebut digantung dari titik tetap sehingga dapat berayun bolak-balik di bawah pengaruh gravitasi.
Pendulum hanya terdiri dari beberapa komponen termasuk panjang tali atau kawat baja halus, benang atau beberapa jenis berat dan titik tetap. Ketika pendulum diayunkan, tali dan bandul akan bergerak bebas maju mundur karena adanya gaya gravitasi di atasnya. Sampai pendulum melambat dan berhenti akibat gesekan.
Pendulum yang dilepaskan menghasilkan gaya kelembaman yang menyebabkannya lilin panas mengalir bolak-balik melintasi kain menciptakan spiral alami yang eksotis. Saat lilin panas terus mengalir, berat pendulum dan juga percepatannya akan berubah, sehingga spiral akan menjadi lebih kecil dan lebih kecil.
Walaupun terdengar cukup mudah, namun pembatik juga harus jeli. Saat lilin panas yang berada dalam corong pendulum mulai mendingin, maka proses tersebut harus segera dihentikan.
Lilin harus diganti atau ditambah dengan lilin baru yang masih. Dengan begitu, goresan lilin panas yang mengalir dari corong pendulum dapat menghasilkan goresan lilin yang tipis, tajam dan garis yang jelas.
Sementara itu, dari segi bahan yang digunakan tidak ada yang berbeda dari produk batik pada umumnya. Berupa bahan serat alami jenis cotton, silk, rayon, viscose dan sebagainya. Sedangkan pewarnaannya bisa menggunakan pewarna sintetis dan pewarna alami.
Jenis pewarna naphtol, indigosol dan pewarna reaktif dapat dikombinasikan dengan harmonis sesuai dengan keindahan batik yang ingin dikreasikan. (Vn)