Jakarta, GPriority.co.id – Vitamin D atau kalsiferol dikenal sebagai vitamin yang beperan dalam pembentukan struktur tulang dan gigi yang baik. Namun belum lama ini sebuah penelitian kembali menemukan manfaat vitamin D.
Setelah pada awal tahun 2022 ditemukan fakta bahwa vitamin D memiliki pengaruh terhadap tingkat keparahan Covid-19. Penelitian kali ini menemukan bahwa vitamin D berperan dalam mengurangi respon peradangan (antiinflamasi) di dalam tubuh.
Penemuan ini berdasarkan laporan yang dirilis Medical News Today. Laporan tersebut menjelaskan, konsentrasi vitamin D dalam darah memengaruhi tingkat protein C-reaktif (CRP). CRP sendiri merupakan suatu protein yang dihasilkan oleh hati, terutama pada saat terjadi peradangan di dalam tubuh.
Dari sejumlah analisis kepada para peserta, ditemukan adanya peningkatan kadar CRP pada mereka yang kekurangan vitamin D.
Dr. Elina Hypponen, salah satu dokter yang melakukan penelitian tersebut mengungkapkan, kadar vitamin D dapat memengaruhi tingkat inflamasi di dalam tubuh manusia.
Pada pasien dengan kadar Vitamin D cukup, membantu mengurangi keparahan inflamasi. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan pada sel dan hewan. Di mana vitamin D hormonal menghambat produksi sitokin inflamasi.
Dengan demikian, meningkatkan kadar vitamin D dalam jumlah tertentu dapat mengurangi peradangan tingkat rendah sistemik dan berpotensi mengurangi resiko kondisi yang disebabkan peradangan.
Sementara itu, pada awal tahun 2022 hasil penelitian juga menemukan bahwa vitamin D berpengaruh mengurangi tingkat infeksi Covid-19. Hasil ini diperoleh dari catatan 1.176 pasien dengan tes PCR positif yang dirawat antara April 2020 – Februari 2021.
Pencarian dan pengukuran kadar vitamin D ini dilakukan selama dua minggu hingga dua tahun sebelum infeksi pada pasien. Proses ini menemukan bahwa pasien dengan defisiensi vitamin D kurang dari 20 ng/mL,14 kali lebih beresiko mengalami infeksi Covid-19 yang parah dibandingkan mereka yang memiliki lebih dari 40 ng/mL.
Selain itu, kematian pada pasien dengan kadar vitamin D yang cukup memiliki presentase sebesar 2,3 persen. Sementara pada kelompok yang kekurangan vitamin D mencapai 25,6 persen.
Adapun penelitian tersebut berdasarkan usia, jenis kelamin, musim/ cuaca, dan penyakit kronis yang diderita pasien. Seluruhnya ditemukan hasil serupa, yakni tingkat vitamin D yang rendah memiliki peran signifikan terhadap keparahan penyakit dan kematian.
Dengan banyaknya penelitian yang menunjukkan manfaat Vitamin D bagi tubuh, para ahli kesehatan menyarankan agar mempertahankan atau meningkatkan kadar vitamin D yang normal.
Vitamin D bisa didapatkan dengan mudah dari matahari. Namun, para ahli tidak menyarankan seseorang terpapar sinar matahari terlalu lama karena dapat menyebabkan kulit terbakar. Adapun sebelum berjemur disarankan agar menggunakan sunblock atau krim tabir surya.
Selain berjemur, vitamin D juga bisa diperoleh dari mengonsumsi makanan seperti telur, susu, hati sapi, jamur, minyak ikan cod, ikan tuna, dan yogurt. (Vn)