Gpriority- Jakarta, Presiden Jokowi baru-baru tengah memberi perhatian pada kondisi perubahan iklim dunia. Melansir akun Instagram resmi @jokowi, Rabu (29/9/2021), Jokowi menargetkan rehabilitasi mangrove di seluruh Indonesia seluas 34.000 hektar pada 2021. Dan 600.000 hektar di seluruh Indonesia sampai tahun 2024.
Fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup, ternyata Mangrove memiliki segudang manfaat bagi keseimbangan ekosistem Lingkungan. Berikut zonasi Ekosistem Hutan Mangrove umumnya tumbuh dalam 4 zona, yaitu :
1. Mangrove Terbuka
Mangrove berada pada bagian yang berhadapan dengan laut. Samingan (1980) menemukan bahwa di Karang Agung, Sumatera Selatan, di zona ini didominasi oleh Sonneratia alba yang tumbuh pada areal yang betul-betul dipengaruhi oleh air laut. Van Steenis (1958) melaporkan bahwa S. alba dan A. alba merupakan jenis-jenis ko-dominan pada areal pantai yang sangat tergenang ini. Komiyama, dkk (1988) menemukan bahwa di Halmahera, Maluku, di zona ini didominasi oleh S. alba. Komposisi floristik dari komunitas di zona terbuka sangat bergantung pada substratnya. S. alba cenderung untuk mendominasi daerah berpasir, sementara Avicennia marina dan Rhizophora mucronata cenderung untuk mendominasi daerah yang lebih berlumpur (Van Steenis, 1958). Meskipun demikian, Sonneratia akan berasosiasi dengan Avicennia jika tanah lumpurnya kaya akan bahan organik (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1993).
2. Mangrove Tengah
Mangrove di zona ini terletak dibelakang mangrove zona terbuka. Di zona ini biasanya didominasi oleh jenis Rhizophora. Namun, Samingan (1980) menemukan di Karang Agung didominasi oleh Bruguiera cylindrica. Jenis-jenis penting lainnya yang ditemukan di Karang Agung adalah B. eriopetala, B. gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, R. mucronata, Xylocarpus granatum dan X. moluccensis.
3. Mangrove Payau
Mangrove berada disepanjang sungai berair payau hingga hampir tawar. Di zona ini biasanya didominasi oleh komunitas Nypa atau Sonneratia. Di Karang Agung, komunitas N. fruticans terdapat pada jalur yang sempit di sepanjang sebagian besar sungai. Di jalur-jalur tersebut sering sekali ditemukan tegakan N.fruticans yang bersambung dengan vegetasi yang terdiri dari Cerbera sp, Gluta renghas, Stenochlaena palustris dan Xylocarpus granatum. Ke arah pantai, campuran komunitas Sonneratia – Nypa lebih sering ditemukan. Di sebagian besar daerah lainnya, seperti di Pulau Kaget dan Pulau Kembang di mulut Sungai Barito di Kalimantan Selatan atau di mulut Sungai Singkil di Aceh, Sonneratia caseolaris lebih dominan terutama di bagian estuari yang berair hampir tawar (Giesen & van Balen, 1991).
4. Mangrove Daratan
Mangrove berada di zona perairan payau atau hampir tawar di belakang jalur hijau mangrove yang sebenarnya. Jenis-jenis yang umum ditemukan pada zona ini termasuk Ficus microcarpus (F. retusa), Intsia bijuga, N. fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus sp. dan Xylocarpus moluccensis (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1993). Zona ini memiliki kekayaan jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona lainnya.
Yang harus difahami adalah beberapa faktor yang mengontrol zonasi antara lain:
1. Pasang surut air laut yang mengontrol dalamnya muka air serta salinitas air dan tanah sehingga dapat menyebabkan kerusakan terhadap anakan.
2. Tipe tanah yang menentukan tingkat aerasi tanah, tinggi muka air dan drainase.
3. Kadar garam tanah dan air yang berkaitan dengan toleransi tanaman terhadap kadar garam.
4. Cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anakan.
5. Pasokan dan aliran air tawar.
Sumber: @KKP