Water Fasting, Amankah untuk Diet?

Banyak orang mendambakan bentuk tubuh yang ideal dengan menjalankan diet. Salah satu diet yang cukup mudah dan biasa dilakukan yaitu water fasting.

Water fasting merupakan salah satu metode diet dengan cara minum air putih saja tanpa mengonsumsi makanan ataupun minuman lainnya. Selama menjalani diet ini, hanya air putih saja yang dikonsumsi, sehingga tidak ada kalori yang masuk ke dalam tubuh.

Menurut informasi dari laman Alodokter, ketika kita tidak memperoleh asupan kalori selama 24 jam atau lebih, maka berat badan dapat turun 0,9 kg per hari. Selain itu, asupan air putih sebanyak 2 liter juga bisa membakar hingga 100 kalori per hari.

Selain untuk menurunkan berat badan, metode diet ini juga biasa diterapkan untuk menghilangkan racun dalam tubuh, menurunkan resiko penyakit jantung dan kanker, mencegah pertumbuhan sel kanker, menurunkan risiko diabetes, hingga digunakan sebagai persiapan sebelum operasi

Selain itu, water fasting yang dilakukan di bawah pengawasan dokter dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Sebuah studi menyatakan bahwa 82-90% orang mengalami penurunan tekanan darah setelah melakukan water fasting selama 10-14 hari.

Namun, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, begitupun dengan metode diet water fasting ini. Meskipun kita dapat merasakan beragam manfaat, tetapi jika dalam pelaksanaannya terlalu berlebihan dan tidak dengan cara yang tepat, maka water fasting ini juga dapat berbahaya bagi kesehatan.

1. Kekuarangan Gizi

Dapat bersiko kekurangan gizi dan mengalami malnutrisi karena tidak ada asupan makanan atau minuman lain selain air putih. Padahal, nutrisi yang mencakup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat berfungsi dengan baik.

2. Dehidrasi

Water fasting dapat menyebabkan dehidrasi karena 20-30% asupan cairan tubuh sebenarnya berasal dari makanan. Oleh sebab itu, meskipun kita mengonsumsi jumlah air yang sama, tubuh akan tetap kekurangan cairan. Gejala yang dapat muncul adalah pusing, mual, nyeri kepala, dan sembelit.

3. Hipotensi

Hipotensi adalah penurunan tekanan darah mendadak yang terjadi saat seseorang tiba-tiba berdiri dari posisi duduk atau berbaring, sehingga menimbulkan rasa pusing dan seperti mau pingsan. Gejala hipotensi meliputi pusing, mudah lelah, sempoyongan, daya konsentrasi yang menurun, pucat, kulit yang dingin, dan banyak lagi.

Lalu bagaimana cara menjalankan diet water fasting dengan benar?

Sebelum melakukan water fasting, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak mengalami efek samping yang berbahaya. Diantanya yaitu mengurangi asupan kalori selama beberapa hari sebelum menjalankan diet, konsumsi makanan tinggi energi seperti buah pisang, alpukat, salmon, tuna, beras cokelat, ubi jalar, telur, oatmeal sayuran hijau, dan kacang-kacangan.

Selama diet berlangsung, kita dianjurkan untuk minum 2-3 liter air putih per hari. Diet ini dapat dilakukan selama 24-72 jam dan sebaiknya tidak dilakukan lebih dari jangka waktu tersebut tanpa pengawasan dokter, karena dapat berbahaya bagi kesehatan.

Dan juga tak kalah penting lagi untuk diingat yaitu hindari melakukan olahraga yang terlalu berat. Langkah ini bertujuan mencegah tubuh terlalu lelah dan kelaparan.(Dwi.Foto.Istimewa)