Jakarta, GPriority.co.id – Ustaz Muhammad Faizar adalah seorang penceramah yang kerap mengunggah konten-konten mengenai hal gaib dalam perspektif Islam melalui kanal Youtube nya. Dalam perbincangannya bersama konten kreator lain, Ustaz Muhammad Faizar menjelaskan hal gaib dalam Islam terbagi dalam dua jenis.
Pertama gaib mutlak, yaitu segala hal yang hanya diketahui Allah Swt. Dalam Al-Qur’an ada 5 hal yang termasuk dalam gaib mutlak, yaitu terjadinya hari kiamat, apa yang terjadi di alam rahim, kapan turunnya hujan yang menurunkan berkah, apa yang terjadi di masa depan, dan rahasia kematian.
Kedua gaib relatif, yakni hal yang tidak diketahui manusia karena suatu keterbatasan. Keterbatasan tersebut terbagi menjadi keterbatasan waktu, keterbatasan ruang, dan keterbatasan panca indera.
Termasuk di dalam gaib relatif adalah berbagai penyakit metafisika. Penyakit metafisikan adalah penyakit yang gejalanya tidak nampak secara medis karena dibatasi oleh panca indera manusia, namun penyakit itu ada dan bisa dirasakan.
Menurut Ustadz Muhammad Faizar berdasarkan tinjauan Al-Qur’an dan sabda Rasulullah SAW, penyakit gaib atau metafisika memiliki tiga jenis.
Al ‘Ain
Al ‘Ain adalah penyakit paling berbahaya dan lebih berbahaya dari santet karena tidak memerlukan ritual apapun. Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda yang artinya:
“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa” (HR. Muslim no. 2188).
Menurut Ustadz Muhammad Faizar berdasarkan pendapat para ulama, ‘ain adalah energi negatif yang dikeluarkan yang berasal dari kekaguman spontan, tidak disertai dzikir ataupun doa kepada Allah SWT. Kekaguman itu bisa dalam bentuk ucapan, sentuhan, maupun ekspresi.
Misalnya ketika seseorang melihat orang lain yang sangat cantik atau tampan. Orang itu kemudian melemparkan pujian spontan yang bukan ucapan dzikir atau doa untuk orang tersebut. Maka orang yang dikagumi tersebut bisa terkena ‘ain.
Penyakit ‘ain juga bisa dipicu oleh perasaan iri dan dengki terhadap nikmat yang ada pada orang lain. Reaksi kepada orang lain yang dipenuhi rasa hasad ini akan memberikan efek negatif bagi orang yang menerima reaksi tersebut. Namun tidak semua orang yang hasad itu menimbulkan ‘ain.
Untuk menangkal ‘ain bida dengan membaca doa-doa seperti Ayat Kursi, surat An-Nas, dan surat Al-Falaq setiap pagi, petang, maupun menjelang tidur.
Sihir
Penyakit yang berikutnya adalah penyakit yang berasal dari sihir. Beberapa surat dalam Al-Qur’an telah menerangkan tentang keberadaan sihir. Salah satunya ada dalam Surat Al-baqarah ayat 102 yang menjelaskan mengenai sihir pada zaman Babylonia kuno. Sihir tersebut merupakan sihir untuk memisahkan pasangan suami-istri (cerai).
Selain itu, dalam hadis juga menjelaskan bahwa Iblis akan memberikan kedudukan yang spesial kepada setan-setan yang bisa memisahkan suami-istri. Dengan demikian, sihir perceraian merupakan sihir yang paling berbahaya. Karena perceraian bisa melahirkan generasi-generasi yang rusak. Untuk menghasilkan sihir yang kuat membutuhkan ritual, pengorbanan, dan biaya yang besar.
Gangguan Jin
Penyakit terakhir adalah penyakit yang datang dari gangguan jin. Gangguan jin bisa disebabkan karena berbagai faktor, seperti jatuh cinta, dendam, sihir dari orang lain, serta keikutsertaan pada ajaran atau ritual tertentu.
Jin tidak selalu mengganggu manusia dengan merasuki tubuh sepenuhnya, akan tetapi bisa dari luar, menempel pada diri, dan merasuki sebagian diri. Adapun jin yang berasal dari ritual-ritual dan terus menempel pada tubuh manusia, bersikap seperti pelayan namun pada saat yang sama dapat mempengaruhi manusia untuk melakukan hal-hal buruk adalah Khodam.
Untuk mencegah masuknya penyakit-penyakit gaib di atas dan mengobati efeknya bisa dilakukan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, rukiah dapat dilakukan sebagai pengobatan untuk membersihkan pengaruh jahat yang ada dalam diri.
Rukiah juga dapat digunakan sebagai cara membedakan penyakit medis dengan penyakit metafisik dari reaksi saat rukiah ataupun setelahnya. (Vn.Foto.istimewa)