Aksi Cepat Tanggap Lanny Jaya Dalam Mengatasi Covid-19

Lanny jaya- Pandemi Covid-19 menjalar semakin luas ke seluruh Indonesia, termasuk dengan Papua.

Lanny Jaya salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Papua hingga saat ini belum ditemukan pasien yang positif suspect covid-19.Dijelaskan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tiom Dokter Nataniel Imanuel Hadi pada Jum’at (3/4) via sambungan telepon, Puji Tuhan hingga saat ini belum ada yang suspect positif covid-19, tetapi kalau Orang Dalam Pemantauan (ODP) itu ada. Untuk jumlahnya,dr. Imanuel mengatakan hingga 2 April 2020 ada 6 orang.

Dijelaskan oleh Imanuel,ke-6 orang ini kemudian diambil datanya sesuai dengan protokol yang diberikan Kementerian Kesehatan,setelah itu dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan hasilnya akan dicek di laboratorium umum. “ Karena hingga saat ini kami belum menerima Rapid test dari pemerintah pusat dalam hal ini kementerian kesehatan,” ujar  Imanuel.

Imanuel mengatakan bahwa rapid test yang akan diberikan kemenkes sebanyak 2.000. Dan mengenai kapan akan diterima Imanuel mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini mereka akan terima melalui Dinas Kesehatan Provinsi Papua, karena Kemenkes menyalurkan melalui Provinsi.

“ Dan kalau sudah menerima kami akan memfokuskan kepada pasien-pasien yang termasuk ke dalam Orang Dalam Pengawasan (ODP) beserta orang-orang yang melakukan kontak dengan ODP dan kepada petugas yang menangani pasien-pasien tersebut,” jelas Imanuel.

Meskipun belum menerima rapid test, sebagai kabupaten yang termasuk di dalam wilayah pegunungan, Lanny Jaya seperti diutarakan Imanuel RSUD sudah memiliki ruang isolasi bagi penderita covid-19.

“ Kami bersyukur memiliki bupati seperti Befa Yigibalom karena setelah pemerintah pusat mengeluarkan instruksi agar pemerintah daerah untuk cepat dan tanggap terhadap covid-19, Bupati Befa langsung meresponnya dengan cepat dengan meminta manajemen RSUD Tiom menyiapkan ruang isolasi beserta kelengkapannya,” ucap Imanuel.

Setelah mendapat perintah dari Bupati Befa, RSUD Tiom segera membeli perlengkapan yang dibutuhkan terkait penanganan covid-19, dan membeli Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas kesehatan.

“ Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Bupati Befa, karena tim medis mendapat perhatian khusus sekaligus ucapan terima kasih karena bupati tanggap terhadap penanganan covid-19,” kata Imanuel.    

Terkait dengan kesediaan tenaga medis, Imanuel mengatakan bahwa pada saat ini RSUD Tiom telah menyiapkan dokter umum sebelas orang, dokter spesialis sebanyak dua orang dan perawat berjumlah  68 delapan. Untuk jumlah tempat tidur di rumah sakit, Imanuel mengatakan ada 50 termasuk ruang isolasi sebanyak dua tempat tidur.

“ Mudah-mudahan dengan adanya ketersediaan ini walaupun belum memadai tapi kami akan terus mempersiapkan diri untuk lebih baik lagi sehingga kalau ada ODP yang positif covid-19 maka kami telah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Namun kalau ada yang harus dirujuk maka kami akan merujuk ke rumah sakit di Wamena Kabupaten Jayawijaya,” tegas Imanuel.

Selain mempersiapkan peralatan medis, Bupati Befa juga merespon covid-19 dengan meminta dinas kesehatan dan pihak rumah sakit untuk melakukan sosialisasi dalam setiap harinya kepada semua lapisan masyarakat. Mulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN), Kepala Dinas OPD, kecamatan-kecamatan, ke desa, hingga ke gereja.

“ Sosialisasi yang kami lakukan baik langsung maupun memasang poster,spanduk,pamplet yang dibagikan melibatkan seluruh camat, kepala desa,guru,tenaga  kesehatan, dan juga seluruh ASN yang berada di Lanny Jaya,” tegas Imanuel.

Imanuel sendiri merasa bersyukur karena pada saat dilakukan sosialisasi  mereka memperhatikan dengan seksama dan mematuhi semua himbauan yang diberikan oleh pemerintah Lanny Jaya.

Untuk mencegah adanya orang yang membawa virus covid-19 ke Lanny Jaya, Pemkab Lanny Jaya pada tanggal 31 Maret 2020 telah melakukan penutupan akses baik yang menuju Lanny Jaya maupun keluar Lanny Jaya. Meskipun demikian pemkab tetap memberikan kelonggaran dengan memberikan akses kepada barang kebutuhan pokok,barang fasilitas pemerintahan, dan juga peralatan medis termasuk obat-obatan.

“ Kami termasuk kabupaten yang pertama yang melakukan karatina wilayah di kawasan pegunungan.Penutupan akses sendiri bisa dibilang sangat efektif,karena hingga saat ini belum ada Pasien Dalam Pemantauan (PDP) di Lanny Jaya,” urai Imanuel.

 Terkait dengan penutupasan perbatasan, Pemkab Lanny Jaya juga mengucapkan terima kasih karena selain TNI dan Polri masyarakat juga ikut bekerjasama.

Kepedulian Befa terhadap pencegahan covid-19 memang betul-betul tinggi. Pasalnya beliau yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah Papua mewajibkan kepada Delapan Bupati se-Pegunungan Tengah Provinsi Papua yakni Jayawijaya, Tolikara, Yalimo, Yahukimo, Mamberamo Tengah, Nduga, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya untuk  menyumbang Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar guna mendukung fasilitas pencegahan virus corona di RSUD Wamena di Kabupaten Jayawijaya.

“ Semua kabupaten pemekaran yang dilahirkan dari Kabupaten Induk Jayawijaya tidak memiliki ruang isolasi corona. Jadi saya meminta para bupati untuk turut serta menyumbangkan uangnya guna pencegahan corona,” jelas Befa.

Lebih lanjut dikatakan Befa, walau belum ditemukan suspect atau virus corona di pegunungan tengah Papua, tetap saja dukungan itu diperlukan. Dengan demikian jika di kemudian hari ditemukan virus corona di kabupaten pemekaran maka langsung dirawat di RSUD Wamena.

“Virus ini kalau sudah masuk ke pegunungan, apa artinya uang, uang semua runtuh. Jadi satu-dua miliar disumbang untuk Covid-19 pegunungan tengah. Wajib disumbang oleh para bupati untuk memperkuat pelayanan,” katanya.

Bupati Lanny Jaya ini mengaku telah menyumbang dana Rp 1 miliar dan akan menambah lagi Rp 2 miliar guna penanggulan covid-19 di kawasan pegunungan tengah.

 “Presiden sudah perintahkan jelas. Perintahkan bupati, gubernur untuk selamatkan warga. Berarti apapun kita bisa buat hari ini, maka bupati pegunungan wajib bersatu,” ujar Befa.

Dengan bantuan yang diberikan, pemerintah bisa menambah peralatan serta jumlah ruang isolasi corona di RSUD Wamena. “Jadi ruang isolasi di Wamena sekarang kemungkinan 10 saja, mungkin kita tambah 10 atau 20 lagi. Kita (bupati-bupati) harus bersama karena ini musuh kita bersama dan musuhnya tidak kelihatan,” katanya.

Ia mengimbau kabupaten-kabupaten yang memiliki kelebihan tenaga dokter agar diperbantukan sebagian ke RSUD Wamena. Befa mengatakan evakuasi pasien antar kabupaten ke Jayawijaya memerlukan biaya yang tinggi dan dana sumbangan masing-masing pemkab akan sangat bermanfaat.

“Pesawat mana yang kita carter itu kita bayar. Mari pemda-pemda di pegunungan kita bersatu,” jelas Befa. (Hs/advetorial)