Apa Sih Bedanya Pneumonia dan TBC Berdasarkan Gejalanya?

Pneumonia dan TBC atau TB (Tuberkulosis) merupakan penyakit yang sama-sama menyerang sistem pernapasan. Namun berdasarkan gejala dan penanganannya Pneumonia dan TBC adalah dua hal yang berbeda.

Berdasarkan informasi dari laman Alodokter, pneumonia adalah peradangan yang menyebabkan paru-paru dipenuhi oleh cairan atau nanah dan membuat penderitanya sulit bernapas.

Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan pneumonia adalah SARS-CoV- 2 yang menyebabkan Covid-19. Pneumonia akibat Covid-19 juga bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, salah satunya adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS).

Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat menular melalui udara atau kontak fisik dengan penderita pneumonia. Seseorang juga bisa terkena pneumonia ketika bersentuhan dengan permukaan benda yang telah terkontaminasi virus atau bakteri penyebab pneumonia.

Sedangkan TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC tidak hanya terjadi di paru-paru, tetapi juga menyebar ke organ tubuh lainnya, seperti otak, kelenjar getah bening, dan tulang belakang.

Berbeda dengan pneumonia, kuman pada TBC tidak dapat bertahan lama di permukaan benda. Seseorang bisa terinfeksi bakteri TBC melalui percikan air liur saat penderita tuberkulosis sedang batuk, bersin, atau berbicara.

Gejala pada kedua penyakit ini juga berbeda. Seseorang yang mengidap penyakit Pneumonia memiliki gejala seperti demam, batuk berdahak, sesak napas, dan nyeri dada saat bernapas atau batuk.

Pneumonia yang ditangani dengan cepat umumnya membuat penderita dapat kembali bernafas dengan normal. Namun pneumonia bisa cepat memburuk bila dialami oleh bayi, anak-anak, lansia, serta orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah seperti penderita HIV.

Disisi lain, untuk gejala penyakit TBC biasanya muncul setelah beberapa minggu atau berbulan-bulan sejak seseorang terpapar kuman TBC. Adapun beberapa gejala tuberkulosis diantaranya yaitu batuk yang tak kunjung sembuh hingga lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, nafsu makan hilang dan penurunan berat badan.

Selain itu juga penderita akan mengalami nyeri dada, sulit bernapas, berkeringat ketika malam hari, dan demam hingga lebih dari 1 bulan.

Gejala lain yang ditimbulkan TBC bisa berkaitan dengan organ tubuh yang terinfeksi, misalnya nyeri tulang menunjukkan gejala TB tulang belakang, atau pembengkakan kelenjar gerah bening akibat TB kelenjar.

Untuk pengobatannya, Pneumonia dan TBC juga berbeda, biasa dokter akan meberikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk penggunaan.

Penanganan penyakit Pneumonia dilakukan berdasarkan penyebab pneumonia dan tingkat keparahannya. Pneumonia akibat infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotik. Dokter juga dapat memberikan beberapa obat pneumonia lainnya untuk meredakan gejala yang muncul, seperti obat batuk, obat penurun demam, atau obat pereda nyeri.

Jika pasien sulit bernapas, dokter akan memberikan oksigen tambahan atau memasang alat bantu napas (ventilator). Pengobatan pneumonia umumnya membutuhkan waktu sekitar 1–3 minggu.

Sementara itu, TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang dapat dilakukan adalah foto Rontgen dada, tes darah, atau tes kulit (Mantoux).

Lain halnya dengan pneumonia, pengobatan TBC biasanya berlangsung cukup lama, yaitu sekitar 6–12 bulan. Meskipun gejala TBC yang dirasakan sudah membaik atau menghilang, penderita TBC perlu terus mengonsumsi obat antituberkulosis (OAT).

Karena dua jenis penyakit ini sama-sama menyerang sistem pernapasan, maka di masa pandemi Covid-19 ini kita harus lebih waspada akan penyakit penumonia dan TBC.

Untuk pencegahannya, Pneumonia dan TBC bisa dibilang hampir sama, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar terhindar dari kedua penyakit tersebut.

Untuk Pneumonia cara yang dapat dilakukan antara lain vaksinasi, memperkuat daya tahan tubuh dengan mencukupi asupan nutrisi, menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan, dan tidak menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang belum dicuci.

Selain itu juga menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit batuk atau pilek, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

Untuk mencegah penyakit TBC cara yang dapat dilakukan antara lain, pemberian vaksinasi yang disarankan kepada bayi sebelum berusia 2 bulan, mengenakan masker saat berada di tempat ramai, tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, serta tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.(Dwi)