Berani Panjat Tebing Sambil Selfie Berkat Via Ferrata

Jakarta,GPriority.co.id – Via ferrata berasal dari bahasa itali yang berarti jalan besi. Via ferrata merupakan jalur pendakian yang menggunakan kabel/kawat baja yang membentang di sepanjang rute dan secara berkala yang menempel tetap pada batu. 

 

Sejarah awalnya untuk pergerakan pasukan saat perang dunia, sekarang untuk alat bantu wisata asal-usul via ferrata diperkirakan terjadi pada abad ke 19, sangat berkaitan dengan Perang Dunia Pertama, awalnya via ferrata digunakan di wilayah pegunungan Dolomite Italia untuk membantu pergerakan pasukan.

 

Dalam beberapa tahun terakhir via ferrata dikembangkan untuk tujuan wisata yang bertumbuh pesat dan diminati orang-orang. Sekarang terdapat lebih dari 1000 via ferrata yang tersebar di seluruh dunia dan mayoritas ditemukan di pegunungan. 

 

Pemasangannya Via ferrata sendiri dengan cara di bor, tangga besi yang ditancapkan ini dengan cara dibor ke dalam tebing andesit. Besi-besi tersebut sudah tertanam di dinding tebing dengan cara dibor jadi cukup kuat buat menahan berat badan kita. Selain ada tangga besi, jalur via ferrata biasanya juga dilengkapi dengan kabel baja yang kuat.

 

Wisata Pegunungan lokasi lokasi pertama via ferrata di Indonesia adalah Gunung Parang Purwakarta. Via ferrata di Gunung Parang ini diprakarsai oleh Skywalker. Skywalker adalah organisasi yang sekaligus menjadi operator via ferrata di gunung parang. Menikmati keindahan alam dengan cara yang tak biasa terutama pegunungan, mendaki gunung terasa sangat melelahkan apalagi jika harus memanjat dinding batu. Udah capek, ngeri juga. Dengan via ferrata, memanjat bisa jadi lebih mudah dan lebih aman, karena tangga besi yang terpasang di batu bisa membantu saat memanjat.

 

 

Telapak kaki kita tertahan oleh tangga besi sehingga kejadian terpleset akan sedikit berkurang. Mendaki lebih menyenangkan, kita masih bisa menikmati keindahan alam di bawah sana sambil berselfie tanpa rasa takut meskipun tentunya kita tetep harus berhati-hati.

 

Sensasi turunnya lebih menantang dari pada naiknya, jika naik menggunakan teknik Via ferrata maka untuk turun menggunakan teknik Rappeling yaitu cara turun tebing mengunakan tali dan mengandalkan gaya berat badan dan tolakan kaki ke dinding tebing sebagai pendorong gerak turun, ini mirip kayak panjat dinding di alam terbuka.

(noz/fotoistimewa)