Jakarta, GPriority.co.id – Penjabat (Pj.) Bupati Barito Utara, Muhlis bersama perangkat daerah melakukan evaluasi kinerja di triwulan ke-4 ke Inspekorat Jendral Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta pada Kamis (12/9).
Dalam evaluasi kali ini, Pj. Bupati Muhlis memaparkan 5 indikator prioritas. Antara lain, penanganan inflasi, stunting, kemiskinan ekstrem, angka pengangguran terbuka dan serapan anggaran.
“Dari 10 indikator yang dipesankan presiden dan pak mendagri, jadi karena evaluasi triwulan terakhir kita hanya diminta untuk memaparkan 5 indikator,” ujar Muhlis kepada GPriority di Jakarta, Kamis (12/9).
Untuk indikator pertama yaitu inflasi, Muhlis mengungkapkan Kabupaten Barito Utara telah mencapai deflasi. Dia mencatat, angka deflasi terus berubah setiap bulannya. Hingga, pada minggu terakhir bulan Agustus angka deflasi telah mencapai -0,55 persen.
“Angka deflasi kita sudah mencapai, angka deflasi kita mencapai -0,55 persen. Mulai Juni, angka deflasi mulai 0,32 persen, kemudian bulan Juli menunjukan deflasi yang luar biasa mulai dari -1,1 persen, -1,46 persen, -1,68 persen sampai -1,86 jadi hampir -2 persen deflasinya. Nah, tapi di bulan agustus naik lagi jadi -0,81 persen kemudian naik lagi -0,60 persen, dan terakhir -0,55 persen,” tuturnya.
Kemudian stunting, Muhlis membeberkan angka stunting di Barito Utara menurun cukup signifikan. Pada 2023, angka stunting Kabupaten Barito Utara telah mencapai 15,3 persen yang sebelumnya tembus 19,8 persen.
Namun, dalam perhitungannya, dia optimis pada tahun 2024 angka stunting dapat turut diatas target pemerintah yakni 14 persen.
“Target pemerintah stunting itu harusnya 14 persen di 2024, kami dari berbagai kegiatan mulai dari 28,3 persen menjadi 19,8 sekarang turun menjadi 15,3 persen turun 4 persen lebih. Ini perhitungan 2023 yang rilis di 2024, sehingga kami memperkirakan akhir 2024 dengan upaya-upaya yang dilakukan bisa turun 4 persen,” tuturnya.
Lalu kemiskinan ekstrem, dia menyampaikan bahwa pada triwulan ini sebanyak 205 kepala keluarga. Angka ini turun dari kurang lebih 1000 kepala keluarga yang masuk kedalam keluarga miskin ekstrem
“Dari sekitar 1000 lebih kepala keluarga hanya tersisa 205 kita akan lanjutkan terus ditriwulan terakhir ini, harapannya kemiskinan ekstrem kita nol,” ucapnya.
Selanjutnya, pengangguran terbuka. Sejak menjabat Pj. Bupati, angka penggaguran terbuka di tahun 2023 mencapai 4,3 persen. Namun, lewat tangan dingin Muhlis angka ini dapat berkurang hingga 2,11 persen.
“Diakhir 2023 angka pengangguran terbuka itu ada sekitar 4,3 persen. Tetapi setelah dilakukan Langkah-langkah, maka angka pengangguran terbuka kita ada diangka hanya sekitar 1.826 orang, itu kalau dipresentase itu hanya sekitar 2,11 persen. Harapan kita seiring berjalannya waktu ini bisa semua berkurang,” sebutnya.
Terakhir, serapan anggaran. Muhlis mengukapkan implementasi serapan anggaran pada APBD 2024 mengalami keterlambatan. Hal ini terjadi karena proses evaluasi APBD 2023 yang dilakukan Pemrov Kalimantan Tengah baru selesai pada April 2024. Sehingga, pihaknya baru bisa menyusun APBD kembali pada Mei 2024.
“Jadi kita baru mulai susun kembali APBDnya selesainya itu baru di bulan Mei. Di Juni baru mulai, jadi wajar punya kami agak terlambat sehingga serapan hanya sekitar 35 persen harusnya memang dibulan agustus ini kita bisa mencapai 70 persen harusnya,” katanya.
Dengan demikian, dia mendorong seluruh perangkat daerah untuk bersama-sama mengatasi tantangan tersebut.
Lebih lanjut, dari kelima indikator yang dipaparkan, dia mengaku cukup puas dengan hasil yang telah dicapai. Dia mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin diakhir masa jabatannya sebagai Pj. Bupati Barito Utara.
Foto: Istimewa