Jakarta, GPriority.co.id – Pemerintah Kabupaten ((Pemkab) Barito Utara berhasil menekan angka inflasi. Bahkan, kabupaten yang memiliki 9 Kecamatan ini telah mencapai deflasi. Tentu, capaian ini menjadi kenangan manis Penjabat (Pj.) Bupati Barito Utara, Muhlis diakhir masa jabatannya.
Saat ditemui GPriority, Pj. Bupati, Muhlis mengungkapkan sebelum dia menjabat sebagai orang nomor satu di Barito Utara itu, angka inflasi terbilang tinggi. Namun, lewat beberapa program yang ia sematkan pihaknya mampu menekan inflasi hingga mencapai deflasi.
“Alhamdulillah, kita bisa menekan angka inflasi mencapai deflasi, kenapa terjadi seperti itu? Jadi dimulai triwulan pertama minggu pertama selama 1 bulan kita masih tinggi, tapi setelah itu langsung turun menjadi minus atau deflasi,” ujar Muhlis kepada GPriority di Jakarta, Kamis (12/9).
Tentunya capaian ini bukan tanpa alasan. Muhlis pun membeberkan sejumlah langkah strategis dalam menekan inflasi. Langkah strategis pertama, mencermati beberapa harga komoditi yang mengalami kenaikan. Dia menginstruksikan, kepada perangkat daerah terkait untuk memantau harga komoditas mulai dari beras, telur, minyak goreng sampai bawang serta memenuhi stok.
Dia pun mencontohkan harga komoditi beras. Walau, bukan Kabupaten penghasil beras, pihaknya berupaya memenuhi stok beras yang ada di Bulog hingga agen. Hal ini dilakukan agar permintaan yang cukup dari masyarakat mampu dibendung dengan melimpahnya stok yang ada.
“Kami upayakan harga tidak melonjak tinggi, bulog stabil permintaannya, agen stabil juga apa kendalannya? barangnya stabil barangnya permintaan tinggi harusnya barang itu disediakan lebih banyak volumenya, kalau banyak volumenya ngga ada pikiran masyarakat kalau dia harus stok, kita cermati kalau stok dibulog terbatas kita minta untuk cari pasokan beras siapkan lagi agar tidak terjadi kekurangan karena permintaan yang tinggi,” tuturnya.
Langkah kedua, pasar murah. Muhlis menjelaskan program ini dilakukan untuk menekan angka komoditas melambung tinggi. Program ini pun lakukan menjelang hari raya lebaran, dimana permintaan masyarakat di momen tersebut cukup tinggi.
Dia mengatakan, lewat pasar murah Pemkab menggelontorkan sejumlah anggaran untuk menghadirkan sembako dengan harga murah kepada masyarakat. Program ini, dinilai efektif dalam menekan angka inflasi.
“Pasar murah, jadi masyarakat itu kan ada 160 ribu penduduk ada kebutuhan mereka sekitar ratusan ton, tentu kita harus gelontorkan minimal di menjelang lebaran. Kita gelontorkan sembako beras dengan harga yang kita subsidi, misalnya harga dipasaran 20 ribu perkilo kita subsidi menjadi 15 ribu kalau perlu kita subsidi 10 ribu,” katanya.
Disamping itu, dalam proses pendistribusiannya, Muhlis mengatakan, pihaknya juga tetap memperhatikan sejumlah infrastruktur pendukung seperti jalan. Dia akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam perbaikan jalan. Hal ini dilakukan untuk agar tidak menghambat mobilitas bahan pokok kepada masyarakat.
Langkah terakhir, penanaman serentak. Dalam program ini, dia mengajak seluruh perangkat daerah serta masyarakat untuk menanam kebutuhan dasar salah satunya cabai. Menurutnya, Cabai menjadi bahan yang mudah budidaya. Bahkan, masa tanamnya bisa 3 sampai 4 kali.
“Cabai ini kan komoditi yang bisa ditanam dimana-mana, semua masyarakat bisa. Kita lakukan tanam cabai serentak kepala dinas kita minta tanam juga serentak, camat-camat, kepala desa kita suruh tanam cabai, karena cabai ini termasuk barang yang mudah ditanam, dan kuat bahkan masa tanamnya bisa 3,4 kali tergantung kita merawatnya,” tuturnya.
Dengan demikian, lewat langkah-langkah strategis tersebut Pemkab Barito Utara berhasil keluar dari bayang-bayang inflasi. Tercatat, hingga akhir Agustus angka deflasi telah mencapai -0,55 persen. Tentu capaian ini menjadi
Foto: GPriority/Dimas A Putra