Jakarta,Gpriority- pada ajang Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2019 yang digelar oleh Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) dan didukung oleh Kementerian Pariwisata, Hotel Borobudur sebagai official hotel dan pihak lainnya seperti JAS Airport Service, PP Hospitality, Tauzia Hotels, Aryaduta Semanggi, Sahid Hotels & Resorts, Technoplast dan TTC Travel Mart. di Sumba Room, Hotel Borobudur, Jakarta, selasa (27/11), Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan pihaknya mampu menjaring inbound dari tujuh negara lainnya tempat Grab berada.
” Grab hadir di 8 negara. Ini menjadi kekuatan untuk kampanye Wonderful Indonesia,” katanya.
Ridzki juga mengatakan, pihaknya membuka peluang kerja sama untuk mempromosikan pariwisata ke publik yang lebih luas demi menjaring lebih banyak wisatawan tahun depan.
Peneliti pengembangan ICT Daniel Oscar Baskoro mengatakan disrupsi teknologi membawa perubahan kepada lanskap pariwisata, di sisi lain dapat membuat perjalanan wisata lebih efektif dan nyaman.”Disruptif yang membuat perjalanan wisata jadi lebih efektif. Misal dalam hal cara booking tiket.
Ketika sudah menggunakan google map tidak perlu lagi pakai pemandu wisata,” katanya.
Ia pun berpendapat bahwa teknologi telah berpengaruh pada ekosistem saat ini khususnya dari sisi kenyamanan pariwisata, kebebasan sosial, sekaligus dalam hal mendapatkan layanan yang berkualitas.
Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan pariwisata hendaknya jangan terlalu mengacu pada target kuantitas. “Buat apa banyak tapi belanja sedikit,” katanya.
Terlebih saat ini ketika rupiah terdampak berbagai faktor eksternal yang membuatnya terus berfluktuasi dan diproyeksikan sesuai RAPBN 2019 berkisar Rp15.000 perdolar AS.
“Dari sini maka yang paling besar untuk bisa memajukan pariwisata adalah pariwisata mancanegara. Tapi wisatawan domestik lebih kalang kabut,” katanya.
Ia mencatat sektor pariwisata mengalami surplus devisa 4 miliar dolar AS sementara sektor lain justru defisit. Potensi inilah yang menurut dia harus dioptimalkan melalui strategi yang berkelanjutan.
Sektor pariwisata menurut dia sangat dibutuhkan kontribusinya terhadap PDB sehingga pemerintah akan mendukung penuh kebutuhan industri dengan kecenderungan merespon positif khususnya dari perspektif regulasi. “Tahun pemilu tidak ada alasan pariwisata turun, saya tetap optimistik. Dari beberapa pengalaman tidak berpengaruh,” katanya.
Ketua Umum Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) Fatkhurrohim menggarisbawahi sektor pariwisata sebagai sektor yang prospektif dan Indonesia menjadi salah satu negara yang optimistis dalam mengembangkan pariwisata.
“Deregulasi di era pariwisata siber merupakan sesuatu yang tidak terelakkan, dan pemerintah RI telah menerapkan sejumlah strategi pendukung dalam merespon era disruptif,” katanya.
Peran media ditegaskannya sangat penting dalam upaya mendukung kemajuan pariwisata di Tanah Air termasuk publikasi, promosi, dan sosialisasi kebijakan terkait deregulasi yang ditetapkan pemerintah.(Hs)