
Penulis : Haris | Editor : Lina F. | Foto : NU |
Jakarta, GPriority.co.id-Berdasarkan siaran pers yang NU pada Senin (17/4), ada kemungkinan tidak sama dengan Muhammadiyah.
Menurut Syakir NF dari laman NU Online dan Humas Kemendag , nampaknya akan ada perbedaan terhadap ketetapan kapan Idul Fitri 2023. Hal itu didasarkan oleh ketinggian hilal yang masih di bawah standar minimal visibilitas (imkan ruqyah), yaitu 3 derajat dengan 6,4 derajat.
Dari data yang diperoleh NU, ketinggian hilal dari pantauan di markas Jakarta pada 29 Ramadan 1444 H (20 April 2023) adalah 1 derajat 55 menit 43 detik dan elongasi 3 derajat 18 menit 23 detik selama 9 menit 29 detik. Sedangkan ijtimak (matahari dan bulan berada di bujur langit yang sama) terjadi pada Kamis, 20 April 2023 pukul 11:16:38 WIB.
Ketua Lembaga Falakiyyah Pengurus Besar NU (PBNU) Sirril Wafa menerangkan bahwa perbedaan penentuan awal bulan akibat ketidaksamaan dalam pemahaman fiqih. Sementara mengenai perhitungannya cenderung mirip atau tidak terpaut jauh.
“Maka ketika ilmu falak (benda langit) dilakukan dengan perhitungan posisi bulan dan matahari di setiap waktu secara presisi, maka pemahaman terhadap hadits tersebut bisa beragam”, ungkap Sirril Wafa.
Dengan demikian, untuk menjawab Idul Fitri 2023 tanggal berapa, maka apabila mengacu pada Maklumat PP Muhammadiyah adalah Jumat, 21 April 2023.
Sedangkan bagi NU akan mengikuti hasil Sidang Isbat oleh pemerintah beberapa hari mendatang.
Sirril Wafa meminta perbedaan ini harus disikapi dengan bijak dan toleransi. “Bukan dijadikan sumber konflik,” tutur Sirril Wafa menutup siaran persnya.