Jakarta,GPriority.co.id – Wakil Presiden Ma’ruf Amin terlihat mengenakan pakaian adat Banten saat menghadiri Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di halaman Istana Merdeka Jakarta, Rabu (17/8).
Wakil presiden tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 09.45 WIB dengan didampingi istrinya, Wury Ma’ruf Amin.
Pakaian tradisional adat Banten yang dikenakan Ma’ruf terdiri atas iket lomar bermotif tapak kebo, baju dalam putih berkerah tinggi, jas hitam bermotif daun hanjuang emas, kain samping bermotif serupa iket, serta celana dan sepatu hitam.
Sementara itu, Ibu Wury tampak anggun mengenakan kebaya putih dipadu kerudung hitam berbalut putih dan disandingkan dengan selendang hitam serta bawahan hitam bermotif batik emas.
Pada momen peringatan hari kemerdekaan ini, Ma’ruf memberi pesan kepada bangsa Indonesia untuk menguatkan persatuan. Tujuannya agar menjadi lebih kuat dan mampu mengatasi berbagai tantangan krisis yang mengancam.
“Saya mengajak seluruh elemen bangsa untuk merapatkan persatuan, bersinergi dalam kerja nyata agar Indonesia tercinta segera pulih dari dampak krisis dan bangkit menjadi negara yang lebih kuat,” kata Ma’ruf Amin dalam sambutan kenegaraannya.
Melansir dari laman resmi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, pakaian adat Banten lengkap yang dikenakan Wapres Ma’ruf memiliki arti filosofis pada setiap bagiannya.
Iket Lomar dengan motif tapak kebo atau garuda yaksa melambangkan kegigihan dalam bekerja dan warna emas melambangkan kedalaman hati, budi pekerti dan kecemerlangan pikiran dalam menatap masa depan.
Selain itu, emas juga menjadi lambang kemewahan, kekayaan dan kesetiaan, serta merujuk pada makna kemakmuran, kesehatan, dan kegembiraan masyarakat Banten.
Baju dalam berwarna putih dengan kerah tinggi melambangkan religiusitas dan kebhinekaan masyarakat Banten. Warna putih sendiri melambangkan kesucian, keikhlasan, kebersihan, dan ketepatan.
Kemudian jas hitam bermotif daun hanjuang melambangkan ketangguhan masyarakat Banten dalam bertahan hidup. Warna hitam pada jas ini melambangkan kekuatan, keanggunan, keteguhan, dan ketenangan masyarakat.
Selanjutnya, kain pinggang dengan motif serupa melambangkan kondisi Banten yang gemah ripah loh jinawi, sementara celana hitam polos yang dirangkap dengan kain melambangkan keserumpunan Banten dengan bangsa Melayu. (Hn.)