Menelusuri Benteng Saboega, Situs Peninggalan Portugal di Sekitar Hutan Mangrove Halbar

Jakarta, GPriority.co.id– Bangsa Indonesia tercatat pernah mengalami penjajahan setidaknya oleh 5 negara berbeda, yakni Spanyol, Portugal, Belanda, Inggris, dan Jepang. Dengan banyaknya jumlah bangsa asing yang pernah tinggal dan merebut tanah air dalam waktu yang sangat lama, maka tidak heran jika banyak peninggalan dari negara-negara tersebut masih tersisa di Indonesia.

Salah satunya seperti benteng peninggalan Bangsa Portugal di Halmahera Barat, yakni Benteng Saboega. Benteng Saboega berada di Desa Lako Ake Lamo Kecamatan Sahu Timur Kabupaten Halmahera Barat. Situs ini masuk dalam kawasan destinasi wisata Desa Wisata Lapasi yang pada tahun 2022 ini masuk daftar 50 besar ADWI.

Diperkirakan Benteng Saboega ini pernah digunakan pada masa Portugis dan V.O.C (Verenigde Oost Indische Compagnie). Pernyataan ini berdasarkan sebuah laporan yang ditulis oleh V.I.van der Wall tentang penyelidikan mengenai kehadiran dan kondisi peninggalan-peninggalan kompeni semasa pemerintahan Residen Amboina dan Ternate pada April-juli 1921.

Benteng Saboega merupakan benteng pertahanan yang dibangun untuk membendung serangan  dalam peperangan melawan Sultan Kaitjil Amsterdam pada tahun 1679 sampai 1681. Benteng ini merupakan salah satu benteng yang terkuat yang pernah ada di Halmahera Barat.

Menurut sejarah, Benteng Saboega dibangun oleh bangsa Portugis pada tahun 1605-1608. Di masa itu pernah ditempatkan seorang komandan perang dan seorang misionaris untuk menjalankan misi penyebaran agama Kristen.

Setelah Portugis meningalkan Benteng Saboega, datanglah bangsa Spanyol di bawah pimpinan Juan da Silva untuk merebut Benteng Saboega. Setelah benteng berhasil dikuasai Spanyol pada tahun 1611, mereka kemudian memperkuat benteng tersebut dengan menempatkan empat bastion serta sebuah gerbang berbentuk bulan sabit yang menghadap ke sungai.

Di benteng tersebut di tempatkan kurang lebih 50-60 orang pasukan bersenjata yang lengkapi dengan amunisi dan artileri berat. Ketika orang-orang Spanyol telah merebut Saboega, penduduk yang ketakutan kemudian mencari perlindungan di kawasan Sahu.

Saboega berasal dari bahasa Portugis yaitu saboegal, yaitu sejenis rumput tayam yang dalam bahasa masyarakat setempat lebih dikenal dengan nama rumput kakleja, yang konon tumbuh subur di seputaran kawasan benteng.

Sementara itu, sumber lokal masyarakat setempat berbeda pendapat mengenai siapa yang mendirikan benteng. Mereka menyebut benteng yang juga dikenal dengan nama benteng Lako Ake Lamo ini dibangun oleh bangsa Spanyol pada tahun 1548.

Benteng Saboega dikelilingi hutan mangrove yang juga menjadi destinasi wisata andalan di tempat ini. Oleh karena itu, pengunjung yang datang ke Benteng Saboega juga bisa melakukan susur sungai menjelajahi hutan mangrove. (Vn)