Mengenal Gedung Candra Naya, Rumah Ala Tionghoa di Tengah Ibu Kota

Ada yang unik di antara tingginya gedung perkantoran dan apartemen di Jalan Gajah Mada, No. 188, Glodok, Jakarta Barat. Daerah ini memang sudah terkenal sebagai kawasan pecinan atau biasa disebut China Town. Hal ini terjadi, karena di sana memang banyak orang dengan keturunan Tionghoa. Yang paling jadi ikonik, ada sebuah bangunan rumah tua bergaya oriental klasik lengkap dengan suasana khas Tionghoa.

Para masyarakat mengenalnya sebagai Gedung Candra Naya, sebuah peninggalan rumah yang dulunya jadi tempat tinggal seorang Mayor Tionghoa di Batavia, Mayor Khouw Kim An, menantu dari Poa Keng Hek, pendiri organisasi Tionghoa modern di Hindia Belanda. Pemilik rumah ini dikenal sebagai seorang yang kaya raya. Mayor Khouw juga miliki beberapa toko beras dan bank di era kejayaannya. Istri Mayor Khouw berjumlah 14 orang, dan punya 24 anak. Gedung Candra Naya yang sekarang, merupakan sepertiga dari luas rumah sebenarnya.

Selain jadi tempat tinggal bagi keluarga-nya, rumah ini miliki nilai sejarah bagi warga dengan keturunan Tionghoa, karena selalu dijadikan tempat pertemuan dan kumpul. Pada masa penjajahan Jepang, Candra Naya sempat menjadi kantor Sing Ming Hui, perkumpulan orang Tionghoa dengan tujuan sosial. Sampai pada akhirnya tercetuslah dibangun Universitas Tarumanegara. Kini, rumah ini tidak hilang mesti berada di tengah pembangunan Ibu Kota. Di bawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, rumah ini termasuk ke dalam gedung bersejarah. Bagi para pengunjung yang ingin datang, tidak dipungut biaya alias gratis, namun ada peraturan untuk tidak gunakan kamera resolusi tinggi.(Ega.Foto.DKIJakarta)