Bali menjadi primadona dari segala aspek baik itu wisatanya maupun kulinernya. Selain itu Bali juga punya jamu tradisionalnya sendiri loh, namanya Loloh Cemcem.
Hal tersebut dikenalkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, melalui akun instagram @kemenparekraf.ri, Jum’at (10/09/2021).
“Loloh Cemcem? Ada yang pernah dengar sebelumnya? Kalau ngomongin kuliner Bali, yang ada dibayangan kita biasanya memang hanya seputar sate lilit, ayam betutu, pie susu, atau yang lainnya. Jadi, di sini ada sedikit cerita nih tentang Loloh Cemcem,” tulisnya.
Loloh Cemcem adalah minuman hasil produksi rumahan yang diolah dan dijual di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli. Secara bahasa, Loloh artinya jamu, sedangkan Cemcem berasal dari nama daun kecemcem, atau daun kedondong yang tumbuh liar di sekitar desa Penglipuran. Sehingga, Loloh Cemcem adalah jamu yang berbahan dasar daun kecemcem.
Loloh Cemcem mulai mencuri perhatian masyarakat Bali dan para wisatawan sejak tahun 2011. Hingga saat ini, Loloh Cemcem bisa dijumpai di beberapa tempat seperti restoran, warung makan, toko oleh-oleh, dan sebagainya dalam bentuk botolan atau penyajian yang lebih modern.
Adapun rasa dari jamu ini sangatlah unik, kita akan menemukan kombinasi antara rasa asam, manis, asin, dan sedikit pahit. Selain dari daun kececem, jamu ini juga ternyata dipadukan dengan berbagai bahan lain seperti buah asam, gula aren, garam, daging, dan parutan kelapa, serta bahan lainnya.
Masyarakat desa biasa mengonsumsi jamu ini untuk menjaga kesehatan dan kesegaran tubuh, serta bisa menyembuhkan beberapa penyakit ringan seperti panas dalam.
Selain itu jamu ini juga bermanfaat untuk menurunkan tensi sehingga dapat mengurangi risiko terkena serangan jantung, stroke, dan masalah ginjal. Juga berkhasiat untuk melancarkan pencernaan serta baik untuk dikonsumsi ibu hamil atau menyusui. (Dwi.foto.dok. Kemenparekraf)