Jakarta,GPriority.co.id – Wae Rebo atau Waerebo merupakan salah satu desa di Indonesia yang dinominasikan sebagai Best Tourism Village atau desa wisata terbaik di dunia oleh United Nations-World Tourism Organization (UNWTO).
Desa Waerebo berada di ketinggian 1200 mdpl di atas pegunungan terpencil Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Desa Waerebo juga dijuluki sebagai salah satu desa tertinggi di Indonesia karena memiliki panorama yang menakjubkan dengan dihiasi hamparan awan di sekeliling desa dan kabut tipis setiap paginya.
Meskipun desa Waerebo berada di NTT, tetapi menurut sumber informasi, masyarakat yang mendiami desa ini diketahui keturunan Minang, Sumatra Barat. Asal mulanya ialah, ribuan tahun yang lalu leluhur mereka melakukan penjelajahan dengan perahu dan mendarat di Nangapaang, sebelah timur dari Ruteng.
“’Leluhur masyarakat Waerebo berasal dari ranah Minang, yaitu Empo Maro. Mereka datang ke Flores menggunakan perahu layar dan berlabuh di Nangapaang. Dari situ, mereka menuju ke utara dan tiba di wilayah yang bernama Golo Pando, yang berganti nama menjadi Waerebo,” kata sejarawan lulusan Universitas Indonesia.
Meski memiliki keturunan asli suku Minang namun nama-nama penduduk desa Waerebo tidak seperti nama orang Minang kebanyakan. Tetapi penduduk di desa ini masih mempertahankan unsur Minang dengan arsitektur rumah adatnya, Mbaru Niang.
Rumah adat ini berbentuk layaknya lumbung kerucut dan hanya berjumlah tujuh buah dengan disi oleh enam sampai delapan keluarga. Mbaru Niang terdiri dari lima lantai beratapkan daun lontar dan ditutupi oleh ijuk-ijuk. Sementara untuk wisatawan yang datang, akan disediakan rumah adat khusus.
Warga desa Waerebo juga memiliki hari perayaan dengan nama upacara adat penti, yaitu perayaan untuk mengucapkan rasa syukur berkat hasil panen yang didapatkan dalam setahun serta memohon keharmonisan dan perlindungan.
Bagi Anda yang tertarik untuk melakukan perjalanan ke desa wisata ini, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu karena jalur perjalanan yang cukup panjang. Dan juga sesuaikan jadwal perjalanan dengan upacara adat agar bisa melihat langsung nilai dan keberagaman budaya di Indonesia. (Hn.)