Menhub Sebut JPM Dukuh Atas Jadi Contoh Integrasi Transportasi

Penulis : Dimas A Putra | Editor : Lina F | Foto : dok.Kemenhub

Jakarta, GPriority.co.id – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Pj. Gubenur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meresmikan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas pada Rabu (13/9).

Dalam keteranganya, Menhub menyebut pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas dapat menjadi percontohan bagi pengembangan infrastruktur transportasi yang mengedepankan sinergi.

“Tidak mungkin kita membangun transportasi tetapi tidak ada integrasi antarmoda. Maka jadikankan tempat ini menjadi massal dan menjadi percontohan bagi tempat-tempat lain,” ujar Budi saat dalam rilis resminya dikutip, Rabu (13/9).

Adapun Menhub juga menyampaikan apresiasi kepada Heru dan seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan JPM Dukuh Atas tersebut.

“Ini menjadi bukti nyata bahwa melalui upaya bersama kita dapat mewujudkan pembangunan dan pengembangan konektivitas infrastruktur transportasi yang terintegrasi, aman, nyaman, dan selamat,” ucapnya dalam rilis resmi Kemenhub dikutip, Kamis (14/9).

Sementara itu, kata Heru, selain mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Pusat dalam mewujudkan sinergi dalam merampungkan pembangunan JPM Dukuh Atas, juga menitipkan agar aset ini dijaga keberadaannya.

“Ini bisa dimanfaatkan bagi masyarakat yang bermobilitas untuk melanjutkan perjalanannya dengan moda transportasi publik yang telah terhubung melalui JPM ini,” kata Heru.

Kemudian, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat mencatat bahwa sejak dioperasikan pada Senin (28/9), jembatan itu telah dilewati oleh sekitar 70 ribu orang.

Ia menjelaskan JPM Dukuh Atas tersebut dibangun atas penugasan dari Kemenhub kepada MRT Jakarta dengan pendanaan menggunakan skema creative financing, yaitu tidak menggunakan APBD maupun APBN.

Jembatan sepanjang 235 meter tersebut merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas.

“Meskipun disebut jembatan, secara teknis konstruksi bangunannya bukan jembatan. JPM ini didesain sebagai bangunan selain untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas pejalan kaki, juga berfungsi menghadirkan berbagai fitur lainnya seperti gerai makanan dan minuman hingga tempat tujuan wisata,” kata Tuhiyat.

Menurutnya, JPM Dukuh Atas dibangun dengan prinsip pengembangan konektivitas antarmoda, ruang publik inklusif, dan enriching urban experience sehingga diharapkan dapat menjadi identitas dan tujuan baru perkotaan.

Pengembangan area Dukuh Atas dilakukan lantaran kawasan itu menjadi salah satu kawasan tersibuk dengan lima moda transportasi publik (MRT Jakarta, LRT Jabodebek, kereta commuter line, kereta bandara, dan BRT TransJakarta) serta titik prioritas angkutan daring.