Pada saat ini, pemerintah Indonesia tengah giat meningkatkan kembali perekonomian Indonesia. Beragam cara dilakukan pemerintah Indonesia termasuk mengikuti
pameran Gulfood 2021 di Dubai World Trade Centre, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada 21—25 Februari 2021.
Gulfood merupakan pameran tahunan bergengsi dan bertaraf internasional terbesar di UEA. Pada 2021, pameran ini diikuti lima ribu peserta dari 120 negara termasuk 15 perusahaan Indonesia.
“Meskipun pandemi belum sepenuhnya berakhir, Kemendag ingin memanfaatkan momen awal tahun dengan melakukan gebrakan pasar melalui produk mamin (makanan dan minuman) unggulan Indonesia yang dapat berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor di Kawasan Teluk dan Timur Tengah,” terang Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kasan dalam siaran persnya pada Selasa (23/2/2021).
Terkait dengan perusahaan apa saja yang mengikuti pameran, Kasan menjelaskan
PT Monde Mahkota Biskuit (biscuit dan wafer), Cahaya Kencana (makanan ringan), PT Niramas Utama (olahan nata de coco), PT Sinar Sosro (teh olahan), Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (kopi), CV Mahorahora Bumi Nusantara (rempah-rempah), Regal Springs (produk perikanan), PT United Family Food (permen), Maher Indonesia Group (minyak kelapa dan gula kelapa), Fruta Agonas (buah segar).
Selain itu, ada 2 perusahaan mengikuti pameran secara mandiri, yaitu PT Nison Indonesia (makanan kaleng) dan PT AK Goldenesia (kelapa sawit). Sedangkan 3 perusahaan lainnya yang turut serta adalah PT ICC Indonesia, PT Multi Commodity Indonesia, dan PT Sri Makmur Abadi.
“Melalui promosi dagang ini, diharapkan dapat semakin menggaungkan partisipasi Indonesia pada Expo Dubai dan meningkatkan ekspor Indonesia ke Timur Tengah ,” pungkas Kasan dengan nada optimis.
Menurut Kasan yang membuat dirinya optimis adalah dalam lima tahun terakhir (2016—2020), tren ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA tumbuh sebesar 6,23 persen. Ekspor komoditas tersebut pada 2020 mencapai USD 89,42 juta.
“Lima produk makanan olahan yang diekspor ke UEA dengan nilai tertinggi selama periode tersebut adalah kakao, ekstrak kopi, rempah, minyak sayur, dan kembang gula,” tutup Kasan.(Hs.Foto.Humas Kemendag)