Penulis : dbs/Ponco | Editor : Lina F | Foto : Pemkab Banyuwangi
Banyuwangi, Gpriority.co.id – Direktur Aga Khan Award, Farrokh Derakhshani mengagumi arsitektur Bandara Banyuwangi. Pada tahun lalu (2022) Bandara Banyuwangi memenangi Aga Khan Award for Architecture, salah satu penghargaan prestisius di dunia arsitektur.
Dalam kunjungannya ke Bandara Banyuwangi untuk menghadiri Festival Arsitektur Nusantara (FAN) 2023, Farrokh sangat terkesan dengan desain terminal bandara yang ramah lingkungan. Menurutnya, sistem udara di dalam Bandara Banyuwangi sangat sejuk. “Saat tadi turun dari pesawat, saya langsung merasakan udara tropis di sini. Tapi begitu masuk ke terminal bandara, langsung terasa sejuk,” ujarnya seperti dikutip dari laman banyuwangikab.go.id.
Bandara yang diarsiteki Andra Matin itu memang dibangun mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan. Bahkan gaya standar internasional sebagian besar bandara di dunia dihindari penerapannya. Adapun skema pembangunan yang diterapkan bersandar pada sumber daya lokal, teknologi tepat guna, dan prinsip-prinsip desain pasif vernakular.
Terkait iklim Indonesia yang panas disiasati dengan infrastruktur konektivitas yang menciptakan bukaan dan overhang yang bisa mengoptimalkan pengendalian suhu melalui ventilasi alami. Disamping itu, pengaturan berkelanjutan dari lanskap ke ruang interior membantu aliran udara, dengan pepohonan rindang nan subur, menjadikan bangunannya bernuansa alam. Tak kalah menariknya, sistem penghawaan alami juga diterapkan ke dalam bangunan sehingga hampir seluruh ruang operasional bandara tidak membutuhkan AC. Ini dapat dilihat dari overhang selebar tujuh meter, kisi-kisi kayu sebagai dinding ruang, juga pada sisi atap untuk menjadi ventilasi.
Disisi lain, fasad Bangunan Bandara Banyuwangi sendiri mencerminkan citra kearifan lokal Kabupaten Banyuwangi, pasalnya mengadopsi bentuk Udeng, penutup kepala khas Suku Osing (penduduk asli Banyuwangi). Farrokh mengungkapkan ia melihat adanya kesamaan antara konsep pembangunan Bandara Banyuwangi dengan konsep Achitecture Acupunture di Cina. Keduanya berfokus pada integrasi harmonis antara bangunan dengan lingkungan, serta menggabungkan elemen budaya lokal. Menurutnya hal itu menjadi keunggulan Bandara Banyuwangi.
Senada, Hossein Rezai, juri Aga Khan Award asal Singapura, yang mendampingi Farrokh menyebut memperoleh pengalaman yang menyenangkan dalam kunjungan pertamanya di Bandara Banyuwangi ini. Dikatakannya, sejak turun dari pesawat, pengambilan bagasi, dan area penjemputan sangat dekat sehingga memberikan kenyamanan bagi para pengunjung. “Tidak perlu berkeringat. Hemat energi,” paparnya.
Kedatangan Direktur dan juri Aga Khan Award ke Banyuwangi untuk mengapresiasi atas kemenangan Bandara Banyuwangi. Keduanya bermaksud memberikan penghargaan kepada berbagai pihak yang terlibat dalam pembangunan Bandara Banyuwangi. Sebelumnya pada November 2022, Bandara Banyuwangi ditetapkan sebagai peraih penghargaan arsitektur paling bergengsi dunia, Aga Khan Award for Architecture 2022. Bandara ini berhasil menyisihkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik dari seluruh dunia.