Sektor Industri Dilonggarkan, Tarakan Jadi Target Investor Asal Jepang dan Jerman

Tarakan, Gpriority – Sektor industri Kota Tarakan, Kalimantan Utara, mulai dilonggarkan setelah beberapa bulan mengalami pengetatan akibat pandemik Covid-19.

Diketahui belum lama ini PT. After Fit Indonesia yang merupakan perusahaan bidang energi terbarukan asal Jepang melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kota Tarakan untuk membahas rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

“Mereka akan melihat secara langsung ke lapangan, intinya setelah itu akan ada tindak lanjut mengenai perizinan dan segala macamnya. Mereka memberikan gambaran setelah itu soal teknis dibicarakan ke PLN, mereka kabarnya sudah melakukan pertemuan,” ujar Wali Kota Tarakan, Khairul, Senin (07/09/20).

Dirinya mengungkapkan akan membuka ruang bagi investor yang akan menanamkan modalnya di Kota Tarakan.

“Kami akan berikan karpet merah bagi investor yang akan menanamkan modalnya di Bumi Paguntaka secara serius”, tegas Khairul.

Khairul menambahkan terkait perizinan investasi dengan nilai di atas Rp20 miliar ke Pemerintah Pusat, tetapi ada perizinan daerah yang juga harus diselesaikan, yaitu Izin Mendirikan Bangunan (IMB), izin Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), serta Analisa Dampak Lingkungan (Amdal).

“Izin lokal pasti ada, kita siap bantu. Kalau aturan di internal PLN, maksimal 7 persen dari beban puncak yang boleh dibangun oleh investor. Saat ini, beban puncak PLN Tarakan 43 mega watts (MW) sehingga investor boleh membangun PLTS dengan kemampuan daya sekitar 2,9 sampai 3 MW untuk disuplai ke PLN. Ini adalah aturan dari pusat,” tambah Khairul.

Sebelum membangun, investor juga harus melakukan studi kelayakan (Feasibility Study) serta melihat daerah mana yang cocok dibangun PLTS, karena berkaitan dengan sinar matahari.

“Sehingga harus ada kajian terlebih dahulu, setelah itu apakah kawasan yang diinginkan masuk dalam yang diperbolehkan atau tidak, makanya dilakukan study kelayakan,” imbuhnya.

Sementara itu, investor asal Jerman diketahui akan berinvestasi di Tarakan untuk membangun pabrik pakan ternak berbahan dasar limbah perikanan, seperti kulit dan kepala udang serta ikan-ikan kecil yang nilai jualnya sangat rendah.

“Mereka ini sudah punya industri di Makassar dan mulai melirik Tarakan karena setiap bulan ada sekitar 900 ton limbah perikanan. Setiap harinya ada sekitar 20 ton limbah perikanan yang tidak terpakai dan berpotensi di buang ke laut atau ke TPA, sehingga akan memicu pencemaran. Tetapi kalau diolah jadi pakan ternak akan lebih baik,” bebernya.

Sebagai informasi, udang asal Kalimantan Utara yang diekspor ke luar negeri dalam kondisi beku, dimana kulit dan kepalanya telah dipisahkan. Peluang inilah yang dilihat oleh perusahaan asal Jerman untuk dijadikan bahan bernilai jual tinggi.

Dia berharap pandemi ini cepat berlalu agar pergerakan ekonomi bisa cepat bergeliat. Menurutnya, targetnya dalam satu tahun ke depan, investor yang sudah mulai masuk ini bisa mengoperasikan pabriknya di Tarakan.

“Kita berharap pandemik Covid-19 segera berakhir dan Tarakan juga bisa masuk zona hijau sehingga peluang ini bisa menyerap lapangan pekerjaan dan meningkatkan ekonomi masyarakat,” tutup Khairul.#FBI