Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong membuka pembangunan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) pertama untuk di wilayah Papua Barat.
Hal tersebut dijelaskan oleh Komisaris Utama Pertamina Patra Niaga, Sumanggar Milton Pakpahan, sebelum pelaksanaan groundbreaking SPPBE, yang berlangsung di KEK Sorong, Sabtu (23/10/21).
“Khusus di Jawa misalnya, pembangunan SPPBE seperti ini biasa saja. Tapi, ini merupakan tonggak sejarah yang harus kita akui di Papua Barat,” jelas Milton
Dengan adanya SPPBE ini, Ia berharap dapat menekan biaya, apalagi konsumsi elpiji dari tahun ke tahun terus meningkat. Dari catatan Pertamina Patra Niaga, di tahun 2021 konsumsi elpigi sudah meningkat 22%. Bahkan, ke depan ada yang dikenal dengan jaringan listrik dan kompor gas.
“Kita harus harus bersyukur BUMD PT Malamoi Olom Wobok, yang dinakhodai Direktur Utama Gabriel Simanjuntak dan kawan-kawan untuk membangun SPPBE di KEK Sorong ini,” tuturnya.
Sumanggar Milton menyebutkan bahwa kebutuhan tabung elpiji non subsidi di kawasan Papua Barat sekitar 18 ribu tabung per bulan. Ada 14 ribu tabung elpiji 12 kilogram, dan 13 ribu gas yang 5,5 kilogram. Dan dicover hanya ada 5 agen saja, yakni tiga di Kota Sorong, dan dua lainnya ada di Manokwari.
“Mudah-mudahan, bisa berjalan baik. Untuk elpiji non subsidi tabung 12 kilogram harganya sekarang ini antara Rp265.000-Rp285.000. Jika, kita asumsi dengan kurs yang sama akan turun menjadi Rp160.000 per tabung untuk kapasitas 12 kilogram,” tutupnya. (Dw.foto.dok.Humas Sorong)