Suku Lom, Suku Unik di Bangka Belitung

Kepuluan Bangka Belitung mempunyai semboyan “Serumpun Sebalai”, yang artinya masyarakat rukun dan damai walau terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Pulau ini dihuni oleh mayoritas Etnis Melayu dan Tionghoa. Semua hidup rukun dan berdampingan.
Salah satu Etnis Melayu yang diyakini sebagai suku tertua di Pulau Bangka adalah Suku Lom. Atau biasa disebut orang Lom. Suku Lom adalah suku unik yang tinggal di wilayah Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka. Suku Lom sering disebut juga Suku Mapur karena sebagian besar anggota berasal dari Dusun Mapur.

Suku Lom disebut sebagai komunitas yang masih kuat memegang kemurnian tradisi. Kata lom/lum berasal dari kata belum. Konon pada saat zaman pemerintah kolonial, Belanda melakukan survei suku Melayu Bangka berdasarkan agamanya yang terbagi menjadi dua yaitu Suku La, berarti orang Melayu yang sudah memeluk agama Islam dan Suku Lom berarti orang Melayu yang belum memeluk agama Islam.
Secara aministrastif Suku Lom berada di dua kampung yaitu Air Abik dan Pejem.

Suku Lom yang berpusat di hutan memiliki mata pencaharian dengan bercocok tanam. Sedangkan Suku Lom yang tinggal di daerah Pejem adalah orang pesisir, mereka tinggal di pemukiman pantai. Sumber daya maritim menjadi mata pencaharian mereka sebagai nelayan.

Seperti suku lainnya, Suku Lom juga memiliki tradisi yaitu upacara Nujuh Jerami setelah panen dan upacara pemakaman yang sangat unik. Ada ritual khusus dalam pemakaman Suku Lom. Jenazah harus menghadap ke arah- arah tertentu, kepala menghadap ke Timur, kaki ke arah Barat, dan wajahnya menghadap ke Gunung Maras. Tempat mereka dimakamkan menjadi hutan adat yang tidak boleh diganggu gugat, karena area hutan ini disakralkan oleh orang Mapur.

Ada banyak hal yang bisa dipelajri dari orang Mapur. Mereka sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi bahkan sampai akhir hayatnya. Menjunjng tinggi nilai tradisi adalah sebuah prinsip yang tidak boleh dihilangkan. (VIA)