Wisata Kemanusiaan Tengah Dikembangkan Kemenparekraf, Bagaimana Bentuknya?


Saat membaca judul di atas, Anda pasti bertanya, apa sih yang dimaksud wisata kemanusiaan?Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno dalam siaran persnya yang dikirim pada Rabu pagi (6/1/2021), wisata kemanusiaan adalah pengembangan dari wisata kesehatan yang sudah berjalan selama ini. Bentuknya, kata dia, melakukan kegiatan kemanusiaan misalkan dengan donor darah sambil berkunjung ke destinasi wisata tertentu.

“ Wisata kemanusiaan termasuk salah satu pilar yang akan dikembangkan oleh Kemenparekraf ke depannya. Ide ini muncul ketika saya bersama dengan temen-temen PMI berniat untuk menyumbangkan donor plasma,” ujar Sandiaga Uno.

Lanjut Sandiaga, selama pandemi, PMI kedatangan banyak masyarakat yang ingin menyumbangkan darah atau plasma, akan tetapi mereka cenderung masih khawatir dengan keselamatan diri dan ingin memastikan terkait protokol kesehatan. Di sisi lain banyak juga donatur yang ingin menyumbangkan peralatan kesehatan seperti APD dan bantuan sosial lainnya. “Oleh karena itu, alangkah baiknya kita ciptakan satu paket wisata dengan melibatkan para pelaku travel  untuk mengembangkan wisata kemanusiaan. Ini merupakan varian atau produk wisata jenis baru dan juga termasuk perluasan dari kepedulian kita terhadap saudara-saudara kita yang terdampak COVID-19,” kata Sandiaga.

Sejauh ini, destinasi prioritas untuk pengembangan wisata kemanusiaan adalah Bali, karena Bali merupakan destinasi yang paling banyak diminati wisatawan. Namun, hal ini masih dikoordinasikan dengan pihak terkait untuk melihat potensi destinasi lainnya yang akan dipilih untuk merealisasikan program wisata kemanusiaan.

“Ini merupakan sisi terbaik dan sangat luar biasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk membantu sesama,” kata Sandiaga.

Wisata kemanusiaan juga merupakan bagian dari wellness tourism. Jadi, wisatawan tidak hanya berlibur menikmati keindahan alam saja, melainkan berwisata dengan memperoleh pengalaman atau makna di suatu destinasi. Selain itu, dengan wisata kemanusiaan ini wisatawan juga diharapkan dapat menjaga kearifan lokal, mengikuti tradisi atau budaya di tiap destinasi, serta memiliki aspek keberlanjutan.“Ini merupakan salah satu paradigma yang baru. Selama ini kita fokus pada quantity, yang dilihat dari segi jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara. Namun, saat ini fokusnya adalah quality, wisata yang menghadirkan pengalaman penuh makna,” ujar Sandiaga.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, menyampaikan esensi dari pada program wisata kemanusiaan adalah gotong royong dan membantu sesama, ini menunjukkan suatu gerakan atau semangat yang positif di tengah pandemi COVID-19.“Saya yakin sekali ini akan membantu kita melewati pandemi, bersama-sama dengan lebih baik lagi,” tutup Angela.(Hs.foto.dok.Kombik Kemenparekraf)