Jakarta, GPriority.co.id – Kasus bullying atau perundungan, saat ini sedang menjadi topik hangat di negara Indonesia, setelah terjadi kasus perundungan pada salah satu sekolah swasta di Serpong, Tangerang Selatan.
Bercermin dari kasus bullying yang menimpa anak maupun remaja belakangan ini, mengingatkan kita tentang besarnya peran orang tua dan keluarga dalam mengawasi serta memperhatikan perkembangan sikap dan perilaku anak. Hal tersebut menjadi kunci penting untuk mendeteksi perubahan atau ketimpangan perilaku pada anak.
Orang tua atau keluarga adalah sekolah pertama dalam pembentukan karakter anak. Apabila orang tua dapat memberikan pola asuh yang menanamkan rasa empati dan berani bersikap jika mengalami perlakuan yang menyimpang, maka hal tersebut dapat membentuk karakter generasi yang berani menolak aksi bullying atau perundungan.
Adapun 5 bekal untuk anak agar tidak menjadi pelaku atau korban bullying yang dapat dilakukan oleh orang tua, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Intensif melakukan komunikasi dengan anak, kapanpun dan dimanapun.
- Jadikan anak layaknya sahabat.
- Bekali anak dengan pendidikan agama.
- Mengenal lingkungan pertemanan anak secara mendalam.
- Bekali anak dengan ilmu bela diri.
Pola asuh ideal dengan membiasakan anak memahami konsekuensi dari segala perbuatan yang dilakukan, diyakini dapat mencegah perilaku kenakalan remaja salah satunya aksi pembullyan.
Disisi lain, penanaman pendidikan norma agama, kesusilaan, kesopanan dan norma hukum sejak dini juga akan membentuk karakter anak dan mengetahui konsekuensi jika melakukan perilaku menyimpang. Pola asuh keluarga yang didukung lingkungan sekitar diyakini akan menghasilkan generasi non bullying.
Selain 5 bekal tadi, ada juga beberapa tambahan catatan untuk orang tua dalam mendidik anak. Seperti mendukung hobi anak yang mengarah ke hal positif, tidak memaksa anak untuk menjadi sosok yang sempurna, serta jangan merasa selalu benar sebagai orang tua. Ada kalanya, orang tua juga perlu menurunkan ego untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada anak, jika merasa memiliki kesalahan.
Perlu diketahui, tindakan bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Seperti fisik, verbal, dan cyberbullying. Bullying fisik meliputi pemukulan, tendangan, dan dorongan.
Sedangkan bullying verbal termasuk ejekan, penghinaan, dan ancaman. Cyberbullying adalah bullying yang dilakukan melalui media elektronik, seperti internet dan media sosial.
Dampak bullying bisa sangat serius bagi korban, seperti depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri.
Foto : Meta