Malra,GPriority.co.id-Selamat datang di Maluku Tenggara (Malra), ujung timur negeri ini. Ada banyak tempat wisata yang menarik dikunjungi. Destinasi magis yang menanti, dalam pesona alam yang tak terhingga.
Pasir putih membelai pantai, ombak lembut bergulir perlahan, menyapa dengan senyuman hati, di tepian laut yang memesona.
Ngurbloat, contohnya, pantai tak berujung, pasir putih tanpa batasnya, berjalan sepanjang garis pantai, menghirup udara yang segar dan bebas.
Di dalam rimba hijau trekking menggoda petualangan jiwa, hutan lebat, flora dan fauna berlimpah, dalam keajaiban alam yang nyata.
Budaya dan sejarah terukir di sini, rumah adat dan tarian yang mempesona, menghormati warisan leluhur dengan bangga.
Taman Ziarah menjadi saksi bisu sejarah zaman silam, arsitektur yang megah, menceritakan kisah yang tak lekang oleh waktu.
Air terjun penuh gemerlap pesona, derasnya air jatuh dengan anggun, suara alam membelai jiwa, dalam keindahan alam yang memukau.
Malra, tempat tersembunyi. Di sana keajaiban terpampang nyata dalam pesona alam dan kebudayaan. Dunia baru yang menanti.
Mengeksplorasi keindahan alam dan budaya di Malra berarti memukan pesona wisata yang menakjubkan di Indonesia Timur.
Telah diijinkan mengambil data dari website www.visitkei.id yang dikelola Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara terdapat beberapa objek wisata andalan di antaranya:
Gua Hawang
Gua ini berada di desa Letvuan, 15 km dari Langgur. Kolam dalam diberi makan oleh mata air tawar di dalamnya. Airnya yang jernih membuat Anda bisa melihat bebatuan di bawahnya dengan jelas. Hawang dalam bahasa lokal berarti setan.
Pantai Nirun Elaar Ngursoin
3Q4H+W76, Ngursoin, salah satu pantai yang wajib dikunjungi saat menjelajah Kepulauan Kei, Malra. Pantai ini bentuknya hampir mirip Tanah Lot di Bali atau Karang Bolong di Pacitan dengan adanya pantai berpasir putih, air berwarna hijau tosca, tanaman pandan-pandanan, pohon kelapa, serta karang-karang exotik yang menjamur di pinggiran pantai.
Taman Ziarah Mgr. Johanes Aerts, dkk
Taman terpencil di pinggir jalan utama di Langgur ini adalah peringatan untuk uskup Katolik Belanda yang dieksekusi di tempat ini dengan menyerang pasukan Jepang pada tahun 1942. Juga, yang menarik adalah mural tiga dimensi untuk memperingati 100 tahun Katolik di Kei, dan menceritakan kisah kedatangan dan perkembangan Gereja sejak tahun 1889.
Situs Bersejarah Siran Siryen
Terletak di desa Elaar, situs bersejarah ini dapat dicapai 1 jam perjalanan dari kota Langgur. Ratusan tahun yang lalu, tempat ini merupakan tempat penyembelihan kerbau Siw yang merupakan pencetus hukum adat Larvul Ngabal yang dikenal dengan Sasa Sorvit yang mengatur tentang hukum pidana dan perdata.
Mangrove Rumadian
Selain keindahan pantainya, Pulau Kei juga menawarkan keindahan hutan mangrove yang bisa ditemukan di Desa Rumadian sekitar 25 menit berkendara. Dengan luas sekitar 20.000 hektar yang terbentang sejauh 18 km, pemandangan indah berbagai jenis mangrove.
Untuk informasi yang lebih lebih lengkap mengenai objek wisata dan budaya yang terdapat di Malra termasuk akses menuju ke sana dapat mengunjungi laman www.visitkei.id.# (Teks tulisan ini dibantu oleh aplikasi kecerdasan buatan chat.openai.com)