Jakarta, GPriority.co.id – Kasus Bully masih kerap terjadi di Indonesia. Pada kali ini datang dari daerah Kediri, Jawa Timur. Seorang santri yang berasal dari Pondok Pesantren Tartilul Quran AL-Haniffiyah berinisial BBM tewas mengenaskan.
Hal ini terungkap pada saat keluarga korban ingin melihat kondisi tubuh korban sesaat setelah sampai di rumah duka. Kecurigaan keluarga korban muncul ketika jasad korban datang ke rumah duka namun darah masih mengalir hingga tembus kain kafan.
Ketika jasad korban diteliti oleh pihak keluarga, ditemukan luka lebam, sundutan rokok, hingga hidung patah.
Kondisi ini membuat Keluarga korban semakin histeris, lantaran laporan dari pihak pesantren bahwa korban meninggal karena terpelest dari kamar mandi.
Menurut keterangan dari pihak Pengasuh PPTQ Al Hanifiyyah Mayan Mojo, Fatihunada mengaku awalnya mendapat kabar tewasnya korban karena terpeleset di kamar mandi pada Jumat 23 Februari 2024. Dia menegaskan bukan karena penganiayaan.
Setelah diusut oleh kepolisian, ditemukannya 4 pelaku perundungan Mereka adalah MN (18 tahun), MA (18 tahun), AK (17 tahun) dan AF (16 tahun, sepupu korban) yang merupakan senior korban di ponpres yang sama.
Pada saat dimintai keterangan,tersangka mengaku bahwa korban merupakan pribadi yang suka melanggar peraturan pesantren.
Sehingga pada saat kejadian ini terjadi, disebabkan karena para tersangka menegur korban karena sering bolos sholat berjamaah. Dan ternyata respon korban malah melawan, sehingga terjadilah pengeroyokan oleh tersangka.
Korban BBM sempat menghubungi ibunya melalui Whatsapp, ia meminta pertolongan untuk dijemput dari Pondok Pesantren tersebut lantaran dirinya sudah tidak kuat. Namun tanggapan dari Ibu korban malah memberikan arahan kepada anaknya untuk sabar karena ibunya sedang mencari uang dan berjanji pada saat lebaran akan dijemput.
Namun karena kelalaian ibunya, pesan yang disampaikan korban melalui whatsapp adalah pesan terakhir yang disampaikan korban kepada orang tua BBM.
Sementara itu, polisi terus melakukan penyidikan dengan memeriksa sejumlah saksi, baik saksi dari lingkungan ponpes maupun dokter yang menerima jenazah korban saat tiba di Banyuwangi.
Penulis : Hadimas Kamal
Foto : Twitter(X)