Jakarta,GPriority.co.id – Virus Monkeypox atau cacar monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Menurut para ahli, cacar monyet bersumber dari hewan yang kemudian beradaptasi dan menginfeksi manusia.
Virus cacar monyet bisa menyebar dari manusia ke manusia lainnya melalui cairan tubuh dari hewan yang terinfeksi seperti tikus, monyet, atau tupai. Namun menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagian besar kasus cacar monyet disebabkan oleh hubungan seks sejenis yang kebanyakan dilakukan oleh pria.
Pada awalnya, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air seperti bintil berair. Namun seiring perkembangan virus cacar monyet, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di leher, ketiak atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
WHO mencatat bahwa ada 92 kasus terkonfirmasi dari 12 negara yang sudah dikonfirmasi pada akhir pekan lalu. Meski tidak menimbulkan kepanikan karena penularannya yang tergolong rendah antarmanusia, namun para ahli menyarankan untuk tetap berhati-hati terhadap gejala virus cacar monyet.
Gejala cacar monyet akan muncul 5-21 hari setelah penderitanya terinfeksi virus cacar monyet. Gejala awal biasanya ditandai dengan demam, lemas, menggigil, sakit kepala, nyeri otot hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
Penderita virus cacar monyet akan mengalami gejala awal selama 1-3 hari atau lebih. Kemudian akan muncul ruam di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain. Ruam yang muncul akan berkembang dari bintil yang bernanah dan menjadi penyebab kulit borok atau berkerak setelah pecah.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono mengatakan bahwa perlu dilakukan fungsi pengawasan dan karantina bagi masyarakat yang memiliki gejala virus cacar monyet. Ia juga menambahkan bahwa virus ini sudah masuk sebagai emerging disease meski belum ditemukan kasus di Indonesia hingga saat ini.(Hn.Foto.Istimewa)