Penulis : Ponco | Editor : Lina F. | Foto : dok. Pribadi |
Halbar,GPriority.co.id-Halmahera Barat memiliki sejumlah potensi pariwisata, mulai dari alam, sejarah hingga budaya. Untuk mengembangkannya terdapat sejumlah tantangan. Fenny Kiat, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda Olahraga dan Ekonomi Kreatif (Disparpora) Halmahera Barat (Halbar) percaya, tantangan tersebut dapat diatasi dengan kolaborasi pentahelix beragam stakeholder serta programnya.
Kesuksesan Festival Teluk Jailolo tak lepas dari tangan dingin seorang Fenny Kiat. Selain menjabat Kepala Disparpora Halbar, kala itu Fenny juga merupakan Ketua Harian Festival Teluk Jailolo. Fenny bukan ‘orang baru’ di dunia pariwisata Halmahera Barat. Sejak tahun 2011 dirinya telah menjabat sebagai Kepala Dsparpora Halbar.
Kepada GPriority Fenny mengaku memiliki kesan banyak selama menjabat sebagai Kadisparpora. Menjadi Kadis menurutnya menjadi pengalaman baru untuk masuk dalam manajemen pariwisata dari birokrasi ke masyarakat. “Dalam hal ini saya dapat belajar banyak tentang kepariwisataan, memperluas jaringan kerja dan tentunya bisa mendapatkan pengalaman belajar dari daerah lain,” ujarnya. Halmahera Barat, sebutnya, memiliki banyak potensi pariwisata dari alam, sejarah dan budaya. Meski begitu, terdapat sejumlah tantangan dalam pengembangannya.
Fenny mengungkapkan, tantangan dunia pariwisata Halbar ialah terbatasnya sektor pendukung pengembangan pariwisata seperti ekonomi kreatif dan UMKM dan usaha jasa pariwisata lainnya. Untuk mengatasinya, jelasnya, pemerintah harus berkolaborasi dengan pihak lain yang dikenal dengan pentahelix, yaitu akademisi, swasta, komunitas dan media.
“Saya yakin apabila semua punya tujuan yang sama makan akan kuat untuk mencapai visi misi pariwisata,” tandasnya.
Kolaborasi pentahelix lainnya ialah terkait program. Sebagai contoh dalam pembuatan paket wisata, event daerah dan pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif. “Saat ini kolaborasi yang kami lakukan dalam rangka penurunan angka stunting yaitu dengan konsep Eko Edu Wisata yang banyak sekali mendapat dukungan serta menjadi konsep kekinian dalam dunia wisata kesehatan,” jelasnya.
Ditambahkannya, pendukung pengembangan pariwisata yang menonjol sendiri yaitu wisata budaya, dengan eksistensi suku asli serta tradisi yang masih lestari hingga saat ini menjadi kekuatan bagi Halbar. “Disamping itu pembentukan desa wisata beserta Pokdarwis yang menjadi mitra Disparpora Halbar tentu sangat membantu dalam hal manajemen dan tata kelola destinasi wisata seperti yang ada di Pantai Lapasi, Bobanehena dan sebagainya. Ada juga persiapan penataan kawasan Geopark terintegrasi di kecamatan Tabaru, Ibu dan Ibu Selatan. Belum lagi wisata minat khusus seperti diving, naik gunung, dan wisata lainnya,” imbuhnya.
Fenny menegaskan segala sesuatu akan sangat mudah dilakukan apabila bekerja bersama-sama. Pemda Halbar menurutnya sangat serius memprioritaskan pariwisata sebagai salah satu program daerah. Sebagai buktinya diterbitkannya tiga perda yang mendukung pelaksanaan aktivitas kepariwisataan. Termasuk alokasi anggaran untuk pembangunan serta pengembangan pariwisata secara fisik dan non fisik. Hal ini tak lepas dari kampanye pemerintah untuk berwisata di dalam negeri.