Sultra Tenun Carnaval 2018 yang diselenggarakan pada Selasa (24/4) merupakan bagian dari even Halo Sultra 2018 yang berlangsung dari tanggal 23-27 April 2018.
Dijelaskan oleh PJ Gubernur Sulawesi Tenggara, Teguh Setyabudi, Sultra Tenun Carnaval 2018 merupakan persembahan untuk meramaikan Halo Sultra 2018 yang dilaksanakan di Kota Kendari. Selain itu Sultra Tenun Carnaval 2018 juga bertujuan untuk mengangkat kain tenun kebanggan Sultra.
Karnaval sendiri diikuti 2.700 peserta dari 17 kabupaten serta dinas dilingkungan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Para peserta menampilkan karya dahsyat lewat racikan ide kreatif. Kerennya lagi, semua karya tidak meninggalkan nilai budaya.
Ketua Pelaksana Calendar of Events (CoE) 2018 Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, mengapresiasi gelaran Sultra Tenun Carnaval 2018. Menurutnya, Sultra Tenun Carnaval 2018 merupakan penguatan unsur atraksi dalam pengembangan pariwisata Provinsi Sultra.
Efek domino yang ditimbulkan pun bisa panjang. Selain mengangkat pariwisata, Sultra Tenun Carnaval 2018 bisa membantu mengembangkan potensi kreativitas anak muda dalam membangun daerah.
“Panitia Halo Sultra sangat jeli dalam menggelar rangkaian acara yang baik. Contohnya dengan menggelar Sultra Tenun Carnaval 2018 untuk meramaikan Halo Sultra. Selain itu ini menjadi wadah kreativitas. Artinya, mereka tidak hanya menampilkan desain pakaian yang, namun juga sebagai penyampai pesan budaya dan sejarah. Dari Sultra untuk dunia,” ujar Esthy yang juga Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar itu.
Apresiasi juga diberikan Asisten Deputi Pemasaran Area II Regional III Ricky Fauzi. “Kemasan sangat bagus. Tak heran even ini mampu menghadirkan banyak pengunjung. Halo Sultra juga digelar konsisten oleh pemerintah daerah. Gelaran ini layak diapresiasi,” paparnya.
Menpar Arief Yahya turut memberikan penilaian. Bagi Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu, Sultra Tenun Carnaval menjadi salah satu kekayaan parade karnaval di Indonesia.
Karenanya, Sultra Tenun Carnaval diyakini bisa menjadi jembatan antara kesenian tradisional dengan modern. Menpar pun berharap kreasi Sultra Tenun Carnaval juga bisa lebih diterima di panggung internasional.
“Kalau soal kreasi kostum karnaval, Indonesia memang juara. Dari Jember Carnival, Banyuwangi Ethno Carnival, Malang Carnival, Batik Solo Carnival, nama-namanya sudah mendunia. Sultra Tenun Carnaval harus bisa menjadi salah satu karnaval berlevel global, yang nantinya juga akan mengangkat nama Halo Sultra serta pariwisata Sultra,” ujar Menpar.
Hadirnya karnaval ini membuat lokasi acara yang tengah diguyur hujan tetap dibanjiri pengunjung baik yang berasal dari warga sekitar maupun wisatawan. (Hs)