Aceh Tamiang, Gpriority.co.id – Wakil Bupati Aceh Tamiang, Aceh, Tengku Insyafuddin, mengajak para Datok Penghulu (Kades) dan seluruh masyarakat di kabupaten itu untuk bersiap menyambut perubahan.
Perubahan yang dimaksud ialah, dengan hadirnya beberapa infrastruktur baru di Aceh Tamiang berupa jalan tol dan jalur kereta api.
Insyafuddin mengungkapkan, beberapa tahun ke depan, lintasan jalur tol akan melintasi Kabupaten Aceh Tamiang. Dengan begitu menjadi peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkannya.
“Ini peluang. Keadaan ini mestinya mampu kita manfaatkan menjadi potensi sumber ekonomi baru warga,” kata Wakil Bupati, T Insyafuddin saat menghadiri Musrenbang RKPD Tahun 2023 di Kecamatan Rantau, Jumat, 11/3/2022.
Menurutnya, keberadaan tol nantinya akan memudahkan transportasi lintas Aceh-Sumut. Hal tersebut menjadikan akses keluar masuknya masyarakat semakin cepat dan terjangkau.
Di samping itu, kemajuan ini dapat dimanfaatkan sebagai modal masyarakat dalam mempromosikan potensi wisata yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang, baik itu wisata alam atau wisata pertanian.
“Dan peluang ini mesti kita manfaatkan, dalam meningkatkan nilai jual potensi yang kita punya,” katanya.
Salah satu daerah di Aceh Tamiang yang memiliki potensi itu, Insyafuddin mengatakan adalah Kecamatan Rantau. Ia menilai Kecamatan Rantau mempunyai potensi di bidang pertanian yang cukup besar. Potensi itu, kata dia, dapat dikreasikan untuk dipoles dan dibentuk sebagai wisata pertanian nantinya.
“Lahan persawahan-nya lumayan luas, potensi tanaman buah juga bagus. Kampung Suka Mulia, misalnya sudah terkenal dengan jeruk pamelonya. Saya sekarang juga sedang mencoba mengembangkan jambu kristal di kebun pribadi saya, dan kebetulan berada di wilayah sini,” ujarnya.
Salah satu contoh, Ia mengatakan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang saat ini dikenal dengan desa wisata yang bagus di Indonesia, awalnya merupakan inisiasi dan kreativitas beberapa orang warga desa di sana. Mereka mengerjakan semuanya secara swadaya, atas dasar keyakinan mereka.
“Kita ambil pengalaman dari sana. Desa-desa wisata di sana dilahirkan secara swadaya oleh warga dengan mengoptimalkan potensi kampung mereka sendiri. Ini lagi tren sekarang. Ada kunjungan wisatawan yang membuat ekonomi warga setempat berputar. Pendapatan desa pun bertambah. Bahkan ada yang mencapai Rp. 1,2 milyar pertahun. Kan luar biasa kalau desa kita bisa begini juga,” katanya.
Untuk itu, Wabup berharap, para datok penghulu bersama warga kampung masing-masing dapat memanfaatkan dana desa dan swadaya masyarakat guna menangkap peluang yang ada di depan mata.
“Kalau kampung kita bisa punya seperti itu, saya yakin orang akan berbondong-bondong datang. Tak perlu lagi beriklan. Sekarang, orang dengan suka rela membagikan pengalamannya berwisata atau berkunjung di suatu lokasi lewat akun media sosial miliknya. Tinggal bagaimana kita bisa mengeksekusi ide atau pemikiran yang saya sampaikan tadi,” ujarnya.(Zul.Foto.Zul)