Jika Terjadi Resesi, ini Langkah yang Bisa Dilakukan Millenial

Jakarta,GPriority.co.id-Resesi terdengar menakutkan bagi banyak orang karena akan sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, seperti naiknya harga barang pokok, hilangnya mata pencaharian karena potensi terjadi PHK massal , dan berbagai risiko merugikan lainnya yang bisa saja bersifat masif.

“Kondisi Indonesia hingga awal tahun 2023 ini masih dalam posisi aman tapi karena resesi bersifat global maka kita perlu mempersiapkan diri tanpa harus khawatir berlebihan. Tindakan bijaksana yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah mulai mengatur keuangan dengan bijak. Mulailah dari hal kecil agar kelak terbiasa pada hal-hal yang besar,” sebut Head of Sequis Digital Channel Antonius Tan dalam siaran persnya beberapa waktu lalu.
Itulah yang melatarbelakangi Antonius membagikan sejumlah tips menghadapi ancaman resesi ekonomi bagi milenial:

  1. Perlu Punya Skala Prioritas
    Skala prioritas maksudnya adalah membuat daftar kebutuhan dan pengeluaran agar cashflow lebih sehat. Caranya dengan membuat daftar kebutuhan dari yang penting harus didahulukan, penting tapi masih bisa ditunda, dan tidak penting serta bisa ditunda hingga tidak penting dan tidak harus dipenuhi.

“Jika terbiasa membuat skala prioritas kebutuhan maka dalam kondisi resesi atau pun tidak, kelak Anda akan terbiasa hidup hemat dan sederhana. Dengan belanja berdasarkan skala prioritas, gaji atau pendapatan juga tidak akan cepat tergerus dan habis di pertengahan bulan. Malahan, saat akhir bulan, masih ada dana tersisa yang dapat dialihkan ke dana darurat, asuransi, atau investasi,” kata Antonius.

  1. Jaga Penghasilan

Saat resesi biasanya fenomena terjadinya PHK tinggi sehingga penting bagi kita mempertahankan kekuatan finansial keluarga agar jika terjadi PHK, anggota keluarga dapat tetap melanjutkan pendidikan dan terpenuhi kebutuhan pokoknya. Mulailah mencari pekerjaan tambahan untuk menambah penghasilan. Contohnya, bisa dengan memanfaatkan pekarangan rumah, mengeksplor hobi atau bakat, memanfaatkan teknologi digital dengan berjualan online, dan sebagainya yang tidak mengganggu pekerjaan utama tapi dapat Anda lakukan dengan senang hati. Apalagi, jika bisa melibatkan anggota keluarga lainnya sehingga semua merasakan kerja keras mendapatkan penghasilan ekstra dan kelak akan lebih menghargai waktu dan uang yang dimiliki.

  1. Belanja Barang Sesuai Kebutuhan
    Sebaiknya kita bijak memilih barang yang harus dibeli. Jika bukan merupakan kebutuhan dan bisa ditunda, sebaiknya uangnya tidak usah dibelanjakan. Sebaliknya, jika merupakan kebutuhan primer maka penuhi agar keluarga tidak kekurangan. Misalnya, jangan sampai anak menjadi kurang gizi karena hanya diberi makan mie instan atau makanan olahan karena harganya murah.

“Belanja harus tetap dilakukan masyarakat karena konsumsi masyarakat penting bagi perputaran roda perekonomian nasional agar dapat terus produktif. Agar pendapatan tidak tergerus untuk belanja tapi tetap bisa mendukung perekonomian nasional maka gunakan uang Anda dengan bijak, yakni saat resesi, belanja untuk kebutuhan pokok dan yang penting-penting dahulu,” sebut Antonius.

  1. Perlu Punya Dana Darurat

Dana darurat menjadi instrumen penting dalam keuangan keluarga. Jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan tapi kita harus mengeluarkan uang tunai maka dana darurat menjadi garda terdepan. Jika sebelumnya Anda sudah terbiasa menyiapkan dana darurat maka kini Anda dapat mencoba memperbesar jumlahnya. Sebaliknya, jika saat ini menjadi kali pertama menyiapkan dana darurat maka dapat mencoba rumus minimal 3 kali dari pengeluaran bulanan jika masih lajang dan bagi yang sudah berkeluarga dapat menyiapkan 6 kali dari pengeluaran rutin setiap bulan.

  1. Perlu Punya Asuransi Jiwa dan Kesehatan

Banyak yang berpikir asuransi masih dapat ditunda, cukup menjaga kesehatan dan mengandalkan BPJS. Kita lupa bahwa risiko sakit bisa datang terlebih karena beberapa hal, seperti terpapar polusi udara dan bahan kimia, daya tahan tubuh menurun karena banyak aktivitas dan kurang istirahat, virus dan bakteri yang semakin banyak serta menurunnya kesehatan seiring dengan meningkatnya usia, adanya komorbid, atau karena akumulasi penyakit yang selama ini mungkin terabaikan. Jika Anda bijak mengatur pendapatan dengan baik, belanja sesuai skala prioritas maka seharusnya masih tersedia dana untuk melengkapi kebutuhan asuransi bagi keluarga.

“Asuransi adalah cara bijak melindungi diri dan keluarga agar terhindar dari risiko kerugian secara finansial akibat hal yang tidak terduga tapi biayanya besar, seperti perawatan medis, kecelakaan, atau kematian. Asuransi jiwa dan asuransi kesehatan tidak harus berbiaya mahal karena Super You by Sequis Online memahami kebutuhan berasuransi masyarakat di tengah ancaman resesi dengan menyediakan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan yang preminya terjangkau. Misalnya saja, asuransi kesehatan Sequis Super Easy Health, preminya terjangkau mulai dari Rp135 ribu per bulan dan sudah memberikan pertanggungan pada segala risiko kesehatan tanpa spesifikasi penyakit tertentu dan manfaat kesehatannya dengan batas tahunan hingga Rp1 miliar. Kami menyediakan asuransi dengan premi murah agar para milenial yang baru berkarir, keluarga muda, atau yang memiliki pendapatan terbatas juga dapat memenuhi kebutuhan berasuransi, “ sebut Antonius.

  1. Berinvestasi
    Jika sudah memiliki tabungan,mampu menyiapkan dana darurat, dan sudah mengasuransikan diri dan keluarga. Alangkah baiknya berinvestasi untuk mengembangkan aset yang ada saat ini. Sebab nilai aset saat ini belum tentu sama nilainya pada beberapa tahun mendatang karena inflasi akan selalu ada. Pilihlah instrumen berisiko rendah dan cenderung aman pada kondisi saat ini, seperti reksa dana pasar uang atau Surat Berharga Negara (SBN).

“Kita perlu memiliki semangat tinggi memasuki tahun baru 2023 dengan yakin bahwa kita bisa berkontribusi bagi perekonomian nasional mulai dari hal kecil dan sehari-hari agar bangsa kita dapat tetap bertahan di tengah isu resesi global. Mulailah bijaksana memanfaatkan pendapatan, mengatur ulang kebiasaan belanja, dan sisihkan pendapatan untuk dana darurat, asuransi, dan investasi,” tutur Antonius menutup siaran persnya. (Hs.Foto:dok.pribadi)