Gejala pasien Covid-19 umumnya meliputi demam, batuk kering, sesak nafas, nyeri tenggorokan dan rasa lelah. Namun belakangan ini ditemukan adanya gejala baru, yaitu sindrom happy hypoxia pada pasien Covid-19 di Indonesia.
Apa itu Happy Hypoxia? Menurut dr. Sumardi, Sp.PD.KP., FINASIM, happy hypoxia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar oksigen dalam tubuh tetapi beberapa pasien dapat melakukan aktivitas secara normal tanpa masalah. Jika kadar oksigen terus menurun, organ-organ didalam tubuh dapat berhenti berfungsi dan mengancam nyawa pasien.
Dokter Spesialis Paru, Erlina Burhan, mengatakan bahwa “Jika kita kekurangan oksigen, biasanya kita mengirimkan sinyal ke otak. Otak akan memerintahkan tubuh manusia untuk bernapas dengan cepat guna menyerap oksigen sebanyak mungkin, sehingga kita terlihat sesak. Namun pada beberapa pasien Covid-19 terjadi kerusakan pada jalur pemberian sinyal sesak ke otak akibat virus, sehingga otak tidak merespon untuk mengatasi hal tersebut.”.Lalu, apa saja tanda-tanda yang seharusnya muncul apabila seseorang mengalami hypoxia? Berdasarkan penjelasan diatas, hypoxia pada pasien Covid-19 tidak menunjukkan gejala atau tanda. Sementara hypoxia pada umumnya menunjukkan gejala awal seperti kecemasan, kebingungan dan kegelisahan. Apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan hipotensi atau tekanan darah rendah. Adapun tanda dan gejala lainnya yang ditunjukkan apabila seseorang mengalami hypoxia adalah sebagai berikut:
1.Takipnea atau peningkatan frekuensi pernapasan.Peningkatan laju pernapasan adalah indikasi gangguan pernapasan.
2.Dispnea atau sesak napas Shortness of Breath (SOB) adalah indikasi gangguan pernapasan.
3.Penggunaan otot aksesoris bernapas menggunakan otot leher atau interkostal merupakan indikasi gangguan pernapasan.
4.Pernapasan bising.Adanya suara saat bernapas atau mengi adalah salah satu indikasi kondisi pernapasan.
5.Penurunan saturasi oksigen. Normalnya tingkat saturasi oksigen pada orang dewasa berkisar antara 92% sampai 98% tanpa disertai gangguan pernapasan. Jika tingkat saturasi oksigen berada dibawah 92% maka bisa dianggap orang tersebut mengalami hypoxia. Sedangkan untuk orang yang memiliki penyakit gangguan pernapasan seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) tingkat saturasi oksigen berkisar antara 88% sampai 92%. Dikatakan hypoxia apabila saturasi oksigen pasien tersebut dibawah 88%.
6.Warna kulit pasien.Warna kulit yang berubah menjadi abu-abu atau kebiruan adalah tanda akhir hypoxia.
7.Posisi pasien.Pasien penderita gangguan pernapasan akan duduk atau membungkuk dengan lengan diletakkan diatas kaki untuk meningkatkan pengembangan paru-paru.
8.Kemampuan pasien untuk mengucapkan kalimat secara lengkap.Pasien yang mengalami gangguan pernapasan mungkin tidak dapat mengucapkan kalimat secara lengkap dan biasanya mengatur napas diantara kalimat.
9.Perubahan status mental atau kehilangan kesadaran.Ini merupakan tanda hypoxia yang semakin parah dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat waktu.
10.Gelisah atau cemas.Ini adalah tanda awal terjadinya hypoxia.
Apa penyebab timbulnya hypoxia?
dr. Sumardi, Sp.PD.KP., FINASIM menjelaskan bahwa hypoxia disebabkan oleh adanya penggumpalan di pembuluh darah. Hal ini terjadi karena adanya peradangan pada pembuluh darah terutama radang dibagian paru-paru akibat turunnya kadar oksigen dalam tubuh.
Apa yang terjadi jika hypoxia tidak segera ditangani?Keadaan hypoxia dalam waktu yang lama dan tidak segera ditangani dapat mengancam nyawa seseorang dan menyebabkan kematian mendadak, khususnya pada pasien Covid-19 karena virus ini dapat dengan cepat masuk kedalam paru-paru dan merusak jaringan paru.
Bagaimana dengan pasien Covid-19 tanpa gejala?Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dokter spesialis paru, Agus Dwi Susanto menjelaskan bahwa tidak semua pasien Covid-19 tanpa gejala bisa melakukan isolasi mandiri. Pasien tanpa gejala harus tetap memeriksakan diri karena khawatir pasien mengalami happy hypoxia.(#)
Penulis:
Nama: Dhannisa Ika Savitri
Fakultas: Kedokteran
Prodi: Pendidikan Dokter
Universitas: Universitas Malikussaleh
Dibawah bimbingan Bapak Defi Irwansyah S.T., M. ENG.