Jakarta, Gpriority.co.id – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menargetkan pada Tahun Ajaran (TA) baru nanti, sebanyak 70% dari sekolah yang ada secara bertahap dapat melaksanakan kurikulum merdeka belajar. Sejalan dengan itu, pemerintah kabupaten Kotim juga berproses mengejar peningkatan kompetensi guru.
Dalam gelaran Sosialisasi Membangun Kemitraan Pemerintah Daerah dan Kampus Melalui Program Dana Hibah Kedaireka 1-2 Triliun Tahun 2023 yang berlangsung di Auditorium Gedung D, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek dan Teknologi, Wahyudi, Kabid Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Kotim mengatakan Kabupaten Kotim saat ini mengacu pada pola apa yang diprogramkan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek dan Teknologi terkait bidang pendidikan.
Kotim, sebutnya sudah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar, Program Sekolah Penggerak, serta Guru penggerak. “Mungkin di tahun ajaran baru nanti sekitar 70% sekolah yang ada di Kotim secara bertahap melaksanakan kurikulum Merdeka,” ujar Wahyudi. Langkah itu ditempuh mengingat dibutuhkannya biaya untuk pengadaan buku hingga peningkatan kompetensi guru. “Kebetulan yang ikut Program Merdeka dilakukannya secara mandiri. Kan selama ini ada yang tidak mandiri atau wajib yang memang mereka dilatih untuk program itu,” terangnya. Atas dasar itulah Pemkab Kotim melakukan Program Merdeka secara bertahap. Ia sendiri berharap, kedepannya Kotim dapat lebih baik dalam mengikuti program-program pendidikan yang diterapkan pemerintah pusat.
Tentang peningkatan kapasitas guru pihaknya sementara melakukannya melalui kelompok kerja yang ada di Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP). Artinya program itu dapat dilakukan dengan menganggarkannya dari anggaran sekolah. “Jadi Kepala Sekolah dapat menganggarkan pembelajaran untuk peningkatan kompetensi sambil menunggu perkembangan selanjutnya,” tambahnya. Pihaknya berharap pemerintah pusat dapat menggelontorkan anggaran lebih besar sehingga dapat terlaksana peningkatan kompetensi guru sesuai yang diinginkan Pemerintah Pusat. “Dana hibah ini memang membantu bagi sekolah-sekolah yang sudah lolos syarat. Kami harap sekolah yang belum lolos segera lolos dengan begitu anggaran akan meningkat dan peningkatan kompetensi segera terealisir,” katanya lagi.
Pada tahun ajaran baru ini Pemkab Kotim sudah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100%. Pada tahun ajaran sebelumnya PTM di Kotim tidak sampai 100%. “Tahun lalu PTM tidak sampai 100% di wilayah perkotaan. Ada larangan dan himbauan untuk PTM 100% ketika itu. Namun khusus untuk daerah hijau atau bebas Covid 19, utamanya di pedalaman dimana mobilitas penduduk rendah mereka tetap PTM. Mereka yang dipedalaman juga terkendala dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena keterbatasan sarana dan prasarana,” pungkas Wahyudi. (PS.Foto.HS)