Lombok,Gpriority-Usai mengikuti Rakorpusda yang berlangsung di Yogyakarta, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pada kamis (30/8) terbang ke Lombok. Setibanya di International Airport (LIA),Menpar Arief bersama Tim Crisis Center Kemenpar langsung melakukan kunjungan kerja di Lombok pasca gempa.
Jalur umum yang pertama kali didatangi. Pasalnya Menpar ingin melihat kepadatan di area sekitar bandara pasca gempa. Dilanjutkan dengan meninjau infrastruktur Pelabuhan Teluk Nara, salah satu akses utama pariwisata menuju tiga gili (Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno). Di pelabuhan ini, menpar meninjau Pusat Oleh-Oleh Sentra Kerajinan Lombok Utara dimana Menpar mendapati beberapa bangunan yang mengalami kerusakan.
Dari Pelabuhan Teluk Nara, rombongan Menpar dan TCC Lombok menyebrang ke Gili Trawangan untuk meninjau area Gili Trawangan dengan menggunakan cidomo. Pengelola wisata masih bekerja memperbaiki dan menyiapkan amenitas untuk menyambut wisatawan yang sudah mulai berkunjung. Di salah satu Posko Trauma Healing POLRI, Menpar bersama masyarakat dan TNI dan Polri melaksanakan shalat Taubat.
“Setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Yang terpenting adalah bagaimana kita menilai musibah yang menimpa kita. Prasangka baik adalah kunci untuk memulihkan trauma,” kata Menpar Arief Yahya setelah melaksanakan shalat Taubat.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya melakukan recovery pariwisata dengan fokus pada tiga hal, yaitu pemulihan sumber daya manusia (SDM), pemulihan destinasi, dan pemasaran, serta pemulihan sektor pariwisata yang harus segera dilakukan, karena 60% penghasilan pemerintah daerah di dapatkan dari sana.
Kemenpar telah menyusun program Lombok Bangkit yang merupakan strategi pemulihan destinasi wisata terdampak dan promosi pariwisata tidak terdampak pasca-gempa Lombok.
“Pertama, manusianya. Terima kasih kepada TNI/Polri yang telah melakukan trauma healing kepada masyarakat dan industri, salah satunya dengan cara spiritual. Untuk pemulihan bagi industri (pariwisata), saya sudah bicara dengan Ketua OJK untuk relaksasi aturan, misal pengurangan bunga pinjaman,” kata Menpar Arief Yahya pada Kunjungan Kerja bersama Tim Crisis Center Kemenpar di Lombok hari ini (30/08).
Kedua, pemulihan destinasi. Menpar Arief Yahya meminta Gubernur untuk segera mengusulkan recovery fasilitas kepada Dinas Perhubungan melalui surat yang ditembuskan kepada Menteri Pariwisata. “Jangan biarkan Teluk Nara dan fasilitas lainnya hancur terlalu lama. Saya harap pemulihan sektor pariwisata Lombok dan Sumbawa selesai dalam waktu 3 bulan,” lanjut Menpar Arief Yahya.
Walaupun beberapa fasilitas dan infrastruktur di Lombok rusak akibat gempa, sektor pariwisata harus bangkit kembali dan mendukung sektor lainnya.
“Saat ini, kawasan Senggigi sudah siap untuk ‘dijual’. Kemenpar telah menyiapkan anggaran dukungan promosi pariwisata NTB, khususnya Lombok Utara, sebesar 20 miliar rupiah,” tambah Menpar Arief Yahya.
Menpar juga meninjau amenitas di Gili Trawangan. Para pemilik pondok mengungkapkan akan terus bekerja keras untuk menyelesaikan perbaikan kerusakan penginapan yang ditargetkan selesai minggu depan. Dalam kunjungan kerja ini, Menpar juga melakukan penyerahan secara simbolis peralatan kerja pendukung untuk pemulihan pariwisata di 3 Gili kepada TNI dan POLRI yang diharapkan dapat membantu mempercepat pemulihan pariwisata yang secara berturut-turut difokuskan di Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno, Senggigi, dan Mangsit.(Hs)