Palembang,gpriority-Sama seperti kota besar lainnya, Palembang kini dikenal sebagai salah satu kota termacet di Sumatera Selatan.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, Pemkot Palembang beserta Kemenhub melakukan kolaborasi. Hasilnya Tiga angkutan umum di sana yakni Light Rail Transit (LRT), Bus Rapid Transit (BRT), dan Angkutan Kota (Angkot) diintegrasi, termasuk dari sisi fisik atau perpindahan antarmoda maupun dari sisi tiketing atau sistem pembayarannya. Dengan adanya integrasi tersebut, semakin memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.
Saat melakukan kunjungan ke Palembang pada Minggu (27/2/2022) Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjajal langsung layanan angkutan massal yang sudah terintegrasi tersebut. Menhub menggunakan LRT dari Stasiun LRT Sumsel di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, kemudian turun di Stasiun Garuda Dempo dan melanjutkan perjalanan menggunakan angkot/oplet menuju ke Stasiun LRT Bumi Sriwijaya, untuk menghadiri acara peluncuran “Gerakan Nasional Kembali Ke Angkutan umum”.
Dalam peluncuran gerakan ini, dilakukan penyerahan secara simbolis kartu elektronik berlangganan sebanyak 5.000 kartu bagi para pelajar dan mahasiswa, yang merupakan program subsidi dari Kemenhub bekerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah Sumsel Babel. Dengan di topup Rp.25.000, kartu tersebut dapat digunakan untuk naik LRT Sumsel, Bus Trans Musi, dan angkot/oplet selama 1 bulan dengan jumlah perjalanan yang tidak dibatasi.
“Naik angkutan umum di Kota Palembang sekarang semakin nyaman dan bisa diandalkan. Harga terjangkau, aksesnya mudah, tidak macet, mengurangi tingkat kecelakaan, dan lebih ramah lingkungan,” kata Menhub.
Menhub menjelaskan, Gerakan Nasional Kembali Ke Angkutan Umum merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengembangkan angkutan umum berbasis jalan dan rel di kawasan perkotaan. Melalui gerakan ini, Kemenhub mengajak masyarakat untuk mengutamakan penggunaan angkutan umum daripada kendaraan pribadi dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Kota Palembang menjadi kota percontohan dari gerakan ini, yang nantinya dapat diaplikasikan di kota-kota lainnya yang memiliki karakteristik yang sama.
“Kota Palembang menjadi salah satu kota yang memiliki angkutan umum yang lengkap, mulai dari bus, LRT, angkot, sampai ke angkutan sungai dan danau, yang saling terhubung. Kita ingin angkutan massal yang sudah dibangun ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Palembang dan sekitarnya,” ujarnya.
Menhub mengungkapkan, pemerintah melalui Kemenhub berkolaborasi secara pentahelix dengan pemerintah daerah, para akademisi, budayawan, sosiolog, media dan para tokoh masyarakat, untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan angkutan umum. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan data, penggunaan kendaraan pribadi khususnya kendaraan bermotor roda dua yang semakin meningkat di kota Palembang, berdampak pada meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2020, terjadi sebanyak 478 kejadian kecelakaan lalu lintas yang didominasi kecelakaan kendaraan bermotor roda dua. Sedangkan pada tahun 2021, jumlahnya meningkat menjadi 772 kejadian, dan masih di dominasi oleh kendaraan bermotor roda dua.
Pada kesempatan yang sama Gubernur Sumsel Herman Deru, mengapresiasi upaya Kemenhub untuk mengoptimalkan angkutan umum massal yang ada di kota Palembang. Pihaknya mendorong Walikota Palembang dan jajaran Pemkot, turut mendukung upaya ini dengan melakukan terobosan-terobosan dalam rangka mengajak masyarakat untuk memanfaatkan angkutan umum.
Walikota Palembang H. Harnojoyo mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memberikan perhatian luar biasa terhadap perkembangan angkutan umum massal di Kota Palembang. Pihaknya berkomitmen untuk melakukan upaya-upaya agar minat masyarakat menggunakan angkutan umum semakin meningkat.
Kemenhub bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi/Kota di wilayah Sumatera Selatan telah melakukan sejumlah upaya untuk mengoptimalkan layanan angkutan umum di Kota Palembang.
Di sektor perhubungan darat, sejumlah program yang tengah dijalankan oleh Ditjen Perhubungan Darat diantaranya yaitu: program Pengembangan Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan di Wilayah Perkotaan dengan skema Buy The Service (BTS) yang dikenal sebagai Transportasi Ekonomis, Mudah, Aman, dan Nyaman atau “TEMAN BUS ”. Program Teman Bus telah dilaksanakan sejak tahun 2020 dan telah dilaksanakan di 10 (Sepuluh) kota besar di Indonesia yakni Surakarta, Denpasar, Yogyakarta, Medan, Banjarbakula, Mamminasata, Banyumas, Surabaya, Bandung dan juga Kota Palembang.
Program lainnya yaitu: rerouting 4 (empat) trayek BRT Trans Musi sejak tanggal 1 Februari 2022 yakni terdiri dari ; Koridor 1 : Terminal Alang Alang Lebar – Halte Integrasi Bawah Ampera, Koridor 2 : Terminal Sako – Palembang Square, Koridor 3 : Palembang Square – Pusri (Via Jl. Rajawali), Koridor 4 : Terminal Alang Alang Lebar – Talang Jambe (Via Talang Betutu). Selanjutnya yaitu penyediaan feeder yang terintegrasi dengan layanan Bus Trans Musi dan LRT sebanyak 2 rute yakni : Asrama Haji – Sematang Borang Via Jalan Noerdin Panji; dan Terminal Sako – Simpang Polda Via Sukabangun dan Jalan Basuki Rachmat.
Sementara, di sektor kereta api, Ditjen Perkeretaapian Kemenhub melalui Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan juga tengah menjalankan sejumlah program diantaranya yaitu: menyiapkan sebanyak 5000 kartu secara bertahap; tiket berlangganan untuk ASN Pemda Kota Palembang melalui koordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan; Program “Edukasi Naik LRT” ke sekolah bagi pelajar maupun masyarakat umum; Perbaikan fasilitas Ramp untuk pejalan kaki di stasiun-stasiun LRT; Penyediaan fasilitas tas belanja untuk Ibu-Ibu pengguna LRT; dan menerbitkan aturan memperbolehkan penumpang LRT membawa sepeda lipat maupun non lipat.(Hs.Foto.Humas Kemenhub)