Maulid Nabi Muhammad saw. Sebagai Refleksi Sejarah Kelahiran Rasulullah saw

Jakarta,GPriority.co.id-Bulan Oktober bertepatan pada bulan Rabi’ul Awal penanggalan Hijriah. Pada bulan ini terdapat momentum bagi umat Islam khususnya di Indonesia, yakni Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. yang bertepatan pada 8 Oktober 2022. Nabi Muhammad dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Sayyidati Aminah, dan ayah beliau yang bernama Abdullah bin Abdul Muthalib. Pada tanggal 12 Rabiul Awal tepatnya Rasulullah dilahirkan di tengah keluarga Bani Hasyim di Mekkah. Merupakan permulaan tahun dari Peristiwa Gajah, dan empat puluh tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan, atau bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M, berdasarkan penelitian ulama besar Muhammad Sulaiman Al-Manshurfuri dan peneliti astronomi Mahmud Basya.

Terdapat kejadian tidak biasa ketika Rasulullah lahir yang cukup penting bagi umat Islam ketahui. Ibnu Sa’ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah saw. berkata , “setelah bayiku keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku, menyinari istana-istana di Syam.” Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Al-Irbadh bin Sariyah, yang isinya mirip dengan riwayat tersebut.

Diriwayatkan juga bahwa ada beberapa bukti pendukung kerasulan, bertepatan dengan saat kelahiran Rasulullah saw., yaitu runtuhnya empat belas balkon istana Kisra, padamnya api yang biasa disembah orang-orang Majusi, serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah setelah gereja-gereja itu ambles ke tanah. Peristiwa-peristiwa tersebut diriwayatkan oleh Al-Baihaqi.

“Rasulullah saw. pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, hari Senin adalah hari aku dilahirkan.” (HR. Muslim, dikutip dari buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad karya Abdul Somad).

Dalam firman Allah pada Quran Surat Maryam ayat 33 yang berbunyi: “Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan hidup (kembali).”

Nabi Muhammad saw. sejak lahir selain disusui oleh ibunya, beliau juga disusui oleh ibu susuan yang bernama Halimah Sa’diyah binti Abu Dzuaib. Hal tersebut dilakukan sebagai tindakan preventif bagi si bayi. Karena iklim perkotaan Arab kurang baik untuk seorang bayi, sehingga dahulu orang-orang Arab memilih untuk menitipkan bayinya ke pedesaan dan dirawat di desa, agar kesehatan bayi terjaga dan tumbuh dengan fisik yang kuat.

Keluarga Halimah hidup di perkampungan kabilah Sa’ad bin Bakr. Perkampungan itu terkenal tandus, bahkan di Arab tidak ada perkampungan yang lebih tandus dari kampung itu. Kampung kabilah Sa’ad bin Bakr sedang dilanda paceklik. Hewan ternak di kampung tidak ada yang tumbuh subur, semuanya kering dan kurus.

Terdapat kejadian unik tatkala Halimah sesaat sebelum menyusui Rasulullah. Suatu hari ia bersama perempuan-perempuan kampung Kabilah Sa’ad yang lain pergi ke kota Mekah untuk menawarkan jasa ASI mereka. Sepanjang perjalanan, keluarga Halimah merasa begitu sengsara. Di samping kendaraannya dalam kondisi lemah, kedua bayinya juga terus menangis karena ASI Halimah tidak keluar sama sekali, begitu juga unta yang dibawanya, setetespun tidak mengeluarkan susu untuk diperah. Mereka hanya bisa mengharapkan keajaiban yang mengubah kondisi mereka saat ini.

Sesampainya di Mekah, perempuan-perempuan kabilah Sa’ad sudah mendapatkan bayi dan semua sepakat untuk kembali ke kampung. Namun hanya Halimah sendiri yang belum mendapatkan bayi. Saat itu, hanya Rasulullah yang belum mendapat ibu susuan. Tanpa pikir panjang, Halimah pun menjemput Rasulullah kecil di rumahnya dan membawanya untuk disusui. Keanehan mulai dirasakan Halimah, ketika baru saja Rasulullah berada dipangkuannya, kedua asinya tiba-tiba dipenuhi air susu, seakan bereaksi untuk menyusui bayi yang berada dalam pangkuannya. Sehingga Rasulullah dapat menyusu dengan kenyang.

Tidak hanya itu, kedua bayi yang tadinya tidak berhenti menangis pun bisa ikut menyusu sampai kenyang hingga tertidur pulas. Bukan hanya asi Halimah yang berlimpah, unta tua miliknya juga berisi susunya sehingga Halimah dan suami pun bisa menghilangkan dahaga masing-masing. Pada malam harinya mereka bisa beristirahat dan semua bisa kenyang serta tidur dengan pulas.

Ketika pagi harinya mereka melanjutkan perjalanan menuju kampung, keanehan ketiga terjadi pada keluarga Halimah. Keledai yang mereka tunggangi melaju dengan begitu cepat. Bahkan mengalahkan rombongan lain yang menunggangi unta merah. Unta merah adalah jenis unta terbaik. Rombongan yang lain merasa keheranan, keledai yang tadinya lemah dan jalannya sangat lambam, kini justru melaju cepat mengalahkan kendaraan terbaik mereka.

Itulah beberapa hal yang terjadi sejak Rasulullah saw. lahir hingga memiliki ibu susuan. Pada momentum merayakan Maulid Nabi, ada baiknya kita mengingat kembali sejarah kelahiran Rasulullah, begitu banyak hikmah yang bisa dipetik salah satunya adalah sebagai bentuk kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. dengan mengingat kembali kisah hidup sang teladan umat manusia.Allahua’lam bish-showab.(Nad.Foto.dok.GP)