Rumah Adat Bolon merupakan rumah adat Suku Batak, Sumatera Utara. Rumah dengan ketinggian mencapai 1,7 meter ini dulunya digunakan sebagai tempat tinggal para raja. Namun seiring perubahan zaman, rumah ini banyak dibangun sebagai tempat tinggal masyarakat suku Batak. Rumah adat Bolon berbentuk rumah panggung, tujuannya agar bagian kolong dari rumah ini bisa digunakan untuk tempat pemeliharaan hewan seperti ayam atau kambing.
Uniknya karena berbentuk rumah panggung, untuk dapat masuk ke rumah adat ini harus menggunakan tangga. Tangga yang menuju rumah ini terletak di tengah bangunan, dengan maksud jika tamu masuk ia harus menunduk untuk menghormati sang empunya rumah.
Setiap rumah tradisional memiliki beberapa fakta yang banyak orang tidak ketahui. Fakta ini memiliki nilai dan kepercayaan bagi masyarakat, termasuk rumah adat batak. Berikut penjelasan mengenai fakta rumah bolon dari Sumatera Utara ini.
Tempat tinggal para raja
Dahulu, rumah Bolon merupakan tempat tinggal raja pada masa kerajaan. Terdapat 14 raja yang pernah menempati rumah Bolon, contohnya Raja Pangultop Ultop, Raja Ranjinman, Raja Nanggaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja Baringin, Raja Bona Batu, Raja Raja Ulan, Raja Atian, Raja Horma Bulan, Raja Raondop, Raja Rahalim, Raja Karel Tanjung, dan Raja Mogang yang menjadi raja terakhir yang menempati rumah Bolon.
Bukan sekadar rumah
Rumah Bolon merupakan rumah adat yang memiliki fungsi yang sama seperti rumah tinggal lainnya. Namun, selain fungsi sebagai tempat tinggal, rumah adat Batak ini memiliki fungsi lain. Di kawasan Tapanuli, rumah Bolon memiliki fungsi sebagai status sosial pemiliknya.
Memiliki beragam jenis
Rumah Bolon tidak hanya terdiri dari satu macam. Suku Batak memiliki beragam jenis rumah Bolon, mulai dari rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, hingga rumah Bolon Angkola. Setiap jenis rumah Bolon tentunya memiliki ciri khas.
Memiliki sebutan berdasarkan hiasan
Setiap rumah Bolon memiliki perbedaan yang menunjukkan ciri khas. Rumah dengan beragam hiasan dan ukiran memiliki sebutan Ruma Gorga Sarimunggu. Sementara itu, rumah yang tidak memiliki hiasan disebut dengan Jabu Ereng atau Jabu Batara Siang.
Memiliki bahan dasar kayu
Jika rumah modern saat ini dibangun dengan semen, baton, dan sebagainya, rumah Bolon dibangun menggunakan, kayu. Tiang penyangganya terbuat dari kayu berkualitas, sehingga rumah dapat berdiri dengan kokoh. (VIA)