Jakarta,GPriority.co.id-Generasi Alfa adalah generasi yang lahir di tahun 2010.Sebutan Generasi Alfa muncul pada tahun 2005, nama ini ditentukan dari hasil survey yang diadakan oleh Mark McCrindle, seorang analis sosial dan demografi.
Karena generasi sebelumnya sudah menggunakan huruf terakhir dari abjad Romawi, akhirnya penamaan diputuskan dengan mengikuti pola abjad Yunani yang diawali dengan ‘alfa’.
Dijelaskan oleh psikolog anak Samanta dalam acara Nutrisi Sehat Generasi Alfa yang digelar di Thamrin Nine Ballrom, Selasa(20/9/2022) sebagai generasi yang lahir di tahun 2010, generasi Alfa memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. ” Ini berdasarkan ukuran tingkat kecerdasan yang dilakukan oleh saya kepada anak-anak generasi Alfa,” ucap Samanta.
Sayangnya kecerdasan tinggi dibarengi dengan tingkah laku negatif. Contohnya kalau mereka tidak dipinjamkan hp atau gadget, atau keinginan mereka tidak dipenuhi mereka cenderung akan marah dan mengatakan hal yang tidak-tidak kepada kita selaku orang tua.
Yuanita, presenter sekaligus aktris membenarkan hal tersebut. Menurutnya anaknya sangat susah jika dilarang bermain gadget, bahkan cenderung mengarah tantrum kalau sedang marah.
Menggali persoalan Yuanita dan ibu ibu lainnya, Samanta mengatakan bahwa generasi Alfa memang memiliki karakteristik seperti itu. ” Generasi alfa lahir dari 2010 jadi wajar dengan perilaku itu.mengenai gadget disarankan diizinkan tapi orang tua wajib memperhatikan, membimbing dan diawasi. Karena jika tidak maka dampak negatif akan menimpa anak Anda,” ucapnya.
Mengenai kemampuan berkomunikasinya, Samanta mengatakan Kemampuan komunikasi bicara lancar karena anak generasi alfa memiliki kecerdasan otak. ” Tantangannya hanya satu mudah terpapar gadget. Untuk itulah sekali lagi saya mengatakan harus ada pendampingan dari orang tua. Karen tanpa pendampingan orang tua sudah pasti mereka akan menjadi anak pendiam, pemarah karena tidak ada interaksi sosial, tak hanya itu belajar juga kurang. Dan yang pasti stimulusnya juga kurang,” ucapnya.
Samanta juga mengatakan sebagai generasi yang melek teknologi membuat orang tua harus menyiapkan bugget untuk membeli gadget. Meski demikian kembali dirinya menekankan harus tetap mendapat pengawasan.” Jadi kalau anak mau main gadget harus mendapat pengawasan orang tua sehingga perilaku tidak liar dan lain sebagainya,” jelas Samanta.
Menghadapi perilaku anak yang cenderung emosional, Samanta meminta agar orang tua tidak terpancing emosinya. ” Kata kunci cuma satu sabar. Dan kalau anak mau bikin marah Kita langsung putar balik jangan marah karena mereka akan ingat sampai 10 tahun ke depan. Untuk itu menyelesaikan masalah harus menyiapkan dengan jawaban. Seperti ok aku belum tahu jadi kita cari tau bersama,” jelasnya.
Selain sabar, mendidik anak generasi Alfa adalah mempersiapkan nutrisi. Nutrisi yang baik adalah susu dengan goodbrand. Kemudian menyiapkan terbaik tentang stimulasi penting dengan optimal. Informasi lainnya mengenai seputar informasi sosial yang ok. Dan yang terakhir menanyai anak mengenai perasaannya.
dr.Diana Felicia Suganda, M.Kes, SpGk, Dokter Gizi menambahkan, berkaitan dengan kecerdasan intelektual ada dua yang memegang peranan yakni nutrisi dan genetik. Kalau genetik tidak bisa dirubah namun nutrisi bisa dirubah dengan memberikan makanan yang terbaik dan juga susu.
Diana juga menyarankan agar mencek nutrisi dan kecerdasan anak melalui buku tumbuh kembang anak yang bisa didapatkan di Rumah Sakit maupun dokter anak. Tujuan buka ini untuk mencek stimulasi.Kalau sudah tercapai maka bisa dilakukan stimulasi. ” Kalau mom khawatir ada beberapa yang belum komplit itu gak jadi masalah karena bulan depannya sudah melejit. Jadi saya sarankan gabung ke komunitas dan kalau ke dokter juga harus menanyakan tentang perkembangannya. Dan kalau ada isu harus mencari permasalahannya segera supaya tidak terlambat bicara di usia dua tahun,” tutur Diana.
Terkait dengan stimulasi, Diana juga menyarankan sabar. ” Apalagi yang dihadapi adalah anak yang aktif dan cerdas, jadi butuh kesabaran dalam mendampingi mereka,” jelasnya.
Diana juga meminta agar traumatik orang tua dimasa kecil perlu dikesampingkan karena membuat orang tua akan berbuat hal yang sama dengan yang pernah dilakukan sebelumnya. Diana jug meminta saat emosi sebaiknya menjauh dari anak-anak.
“Kenapa kita harus pola asuh berkesadaran ? Karena terbentuk kecerdasan sudah mulai lahir sehingga jawaban yang logis meresap ke dalam otak mereka.Karena saking canggihnya mereka dituntut untuk lebih canggih. Ini menuntut orang tua untuk berpikir inovatif lagi da memberikan tantangan kepada anak untuk melakukan inovasi sehingga timbul motivasi untuk belajar,” kata Diana.
Diana juga menyambut baik digelarnya acara Nutrisi for alfa Generation. Karena Tujuannya mempersiapkan anak menjadi aktif dan adaktif dengan jalan dan bimbingan yang benar.
Tak hanya nutrisi, karbohidrat dan protein juga penting, sehingga level kecerdasan dan kesehatan mereka tetap terjaga.(Hs.Foto.Hs)