
Siapa yang menyangka hantaran pernikahan bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.
Inilah yang terjadi pada keluarga besar Radite. Diakui oleh Radite ketika melakukan wawancara di sebuah cafe yang terletak di Cempaka Mas, Jakarta Pusat pada 14 April 2017, bahwa awalnya kakek dan neneknya yang sudah almarhum diminta untuk membantu membuat hantaran pernikahan oleh tetangganya. Menurut Radite, hantaran ini menjadi bukti bahwa calon pengantin pria siap untuk menghidupi calon pengantin wanita.
Bisnis ini pun dilanjutkan oleh sang ibu pada tahun 1965 dan berlanjut kepada dirinya sebagai cucu pertama.
Sebelum mulai meneruskan bisnis ini, Radite mengaku bahwa pada saat kecil dirinya hanya membantu pekerjaan ibu membuat hantaran pernikahan. Namun setelah lulus kuliah, Radite mulai serius dengan bisnis hantaran pernikahan. Melalui media sosial, flyer, brosur, teman serta tetangga ia mulai gencar mempromosikan usaha hantaran pernikahan.
Hasilnya bisa terlihat, banyak sekali pasangan calon pengantin yang memesan hantaran pernikahan kepada dirinya.
“ Alhamdulillah, hampir setiap hari ada pelanggan yang memesan hantaran pernikahan. Bahkan ada yang berasal dari luar kota,” tutur Radite.
Untuk model hantaran, Radite mengatakan sesuai dengan permintaan pengantin. Begitu pula dengan isi dari hantaran pernikahan.
“ Pada zaman dahulu hantaran pengantin berbentuk hasil padi, kayu dan kambing. Sekarang sudah lebih baik makin kesini makin bergeser disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing calon pengantin mulai dari kebudayaan hingga kemauan sang pengantin,” tutur Radite.
Mengenai tingkat kesulitan pembuatan, Radite mengatakan tergantung dari model yang dipesan oleh calon pasangan pengantin. Namun semua itu bisa diselesaikan sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan oleh calon pengantin.
Untuk harga, Radite mengaku tidak memberikan patokan berapa yang harus dibayar. Baginya bisa berbagi kebahagiaan kepada calon pengantin sudah menjadi kepuasan tersendiri. (Hs)