Setelah Kemenristek dan kemendikdub digabung menjadi Kemendikbud-Ristek oleh Presiden Joko Widodo. Kini timbul pertanyaan akan berada di manakah posisi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)?
Menurut Mantan Menristek Bambang Brodjonegoro dalam keterangan persnya beberapa waktu yang lalu, BRIN akan menjadi sebuah badan yang berdiri sendiri seperti halnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bambang juga menyebut, kantor kemenristek yang berada di Jalan M.H. Thamrin.
Bambang sendiri juga menjelaskan bahwa dirinya tidak akan menjabat sebagai Kepala BRIN, mengingat dirinya sudah meminta kepada Presiden Jokowi untuk mundur dari posisi tersebut.” Untuk yang baru saya masih belum mengetahuinya itu urusan Presiden,” jelas Bambang.
Tidak berapa lama, Presiden Jokowi pun mengumumkan bahwa nama pengganti Bambang sebagai Kepala BRIN adalah Laksana Tri Handoko. “ Untuk pelantikannya akan dilakukan pada Rabu (28/4/2021) berbarengan dengan pelantikan 2 menteri baru,” jelas Jokowi dalam siaran persnya beberapa waktu yang lalu.
Rabu sore (28/4/2021), Jokowi menepati janjinya, bersama dengan pelantikan Nadiem Makariem sebagai Mendikbud-Ristek dan Bahlil Lahadia sebagai Menteri Investasi, Laksana Tri Handoko dilantik sebagai Kepala BRIN yang baru. Sebelum menjabat sebagai Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko merupakan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Handoko menjadi Kepala LIPI setelah dilantik oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI saat itu M. Nasir pada 31 Mei 2018.
“ Idenya yang sangat cemerlang membuat dirinya ditunjuk oleh M,Nasir sebagai Kepala LIPI.Karena itulah saya juga menunjuk Laksana Tri sebagai Kepala BRIN yang baru. Saya yakin ditangannya, BRIN akan semakin maju, apalagi dirinya dikenal sebagai orang yang ahli di bidang Fisika,” jelas Jokowi usai pelantikan (28/4/2021).
Lantas siapakah Laksana Tri Handoko? Dikutip dari berbagai sumber, Laksana Tri Handoko yang lahir di Malang,7 Mei 1968 merupakan anak yang cerdas dan pandai Fisika. Berkat kepandaiannya tersebut Handoko bisa diterima di Institut Teknologi Bandung jurusan Fisika. Namun baru 3 bulan berkuliah di sana, Handoko mendapat beasiswa dari Universitas Kumamoto, Jepang. Kesempatan tersebut tidak dia sia-siakan, maka setelah proses perpindahan kampus selesai, Handoko pun berangkat ke Jepang untuk mengejar mimpinya sebagai fisikiawan.
Lulus dari Kumamoto, Handoko melanjutkan studi untuk meraih gelar master di Universitas Hiroshima bidang fisika teori pada 1995. Kemudian pada 1998, Handoko memperoleh gelar doktor pada universitas yang sama. Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya, Handoko menjadi peneliti di lembaga-lembaga penelitian dunia seperti The Abdus Salam International Center for Theoretical Physics ICTP di Trieste, Italia, kemudian di Deutsches Elektronen-Synchroton di Hamburg, Jerman, serta Department of Physics di Yonsei University, Korea Selatan.
Mengetahui ada anak Indonesia yang memiliki talenta, LIPI pun meminta Handoko bergabung di tahun 2002. Oleh LIPI Handoko ditempatkan sebagai Kepala Grup Fisika dan Komputasi Pusat Penelitian Fisika. Tahun 2012, Handoko diangkat menjadi Kepala Pusat Bidang Penelitian Informatika LIPI dan 2018 dirinya diangkat menjadi Kepala LIPI oleh M.Nasir yang menjabat sebagai Menristekdikti waktu itu.(Hs)