Sambut Idul Adha, Wilayah Kerja Karantina Parepare Kirim 4.000 Ekor Sapi ke Kaltim

Penulis : Agustin Effendy | Editor : Lina F | Foto : Agustin Effendy

Parepare,GPriority.co.id — Menjelang Iduladha permintaan sapi potong dari Pulau Kalimantan semakin meningkat. Pada tahun ini frekuensi pengiriman sapi potong dari keseluruhan wilayah kerja Karantina Pertanian Parepare mencapai 163 kali lipat, dengan jumlah hampir mencapai 4000 ekor.

Memastikan kesehatan hewan kurban yang akan dilalulintaskan, A. Azhar, Kepala Karantina Pertanian Parepare melakukan monitoring kesiapan pengiriman sapi potong 225 ekor di Instalasi Karantina Hewan (IKH) Karantina Pertanian Parepare.

A. Azhar menjelaskan, pengiriman sapi asal Sulawesi Selatan menuju pulau Kalimantan menjelang iduladha biasanya mengalami peningkatan, tetapi pada bulan Januari hingga Juni 2023 ini sedikit menurun dibanding tahun lalu, itupun tidak signifikan.

“Pengiriman sapi asal Sulawesi Selatan yang dikirim ke pulau Kalimantan dari bulan Januari – Juni tahun lalu sejumlah 4000 ekor, Tahun ini juga sudah hampir mencapai angka yang sama, dan biasanya dua minggu jelang Idul Adha frekuensi pengiriman sapi potong akan semakin meningkat,” ujar A. Azhar

Dikatakanyq, mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta penyakit Jembrana, olehnya dalam melalulintaskan hewan ternak khususnya sapi potong, wajib menjalani pemeriksaan Karantina Pertanian yang meliputi pemeriksaan kelengkapan dokumen, pemeriksaan fisik, pengambilan sampel darah, serta penyemprotan disinfektan pada ternak dan alat angkut.

“Sapi potong yang akan dilalulintaskan harus menerima vaksinasi PMK yang dibuktikan dengan Eartag yang terpasang pada telinga sapi, dan menjalani karantina mandiri selama 14 hari, serta kami pastikan sapi potong yang akan dilalulintaskan telah melengkapi dokumen yang dipersyaratkan, seperti Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal, Sertifikat Veteriner (SV) dan rekomendasi dari Dinas Provinsi, serta hasil uji laboratorium menggunakan metode RT-PCR atau ELISA. Selanjutnya dapat diterbitkan sertifikat kesehatan hewan yang akan menyertainya sampai ke daerah tujuan,” terang A. Azhar. (*)