
Taman Budaya Tionghoa yang terdapat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah salah satu wahana yang memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa suku Tionghoa termasuk sejarah dan budayanya, merupakan bagian integral dalam sejarah dan budaya bangsa Indonesia.
Pembangunan Taman Budaya Tionghoa bertujuan untuk memamerkan artefak, foto-foto, arsitektur bangunan, taman dan lain-lain yang berkaitan dengan eksistensi suku Tionghoa di nusantara. Taman Budaya Tionghoa juga mempertegas toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Taman Budaya Tionghoa merupakan simbol pengakuan eksistensi suku Tionghoa secara budaya dan politik. Keberadaan Taman Budaya Tionghoa Indonesia mempertegas TMII sebagai laboratorium seni dan budaya bangsa, di samping secara nyata menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang multi-etnis dan multi-ras berikut keanekaragaman seni dan budayanya.
Taman Budaya Tionghoa menempati lahan seluas 4,5 hektare. Pembangunan kawasan anjungan Taman Budaya Tionghoa yang berada di TMII didasari oleh keselarasan dan keseimbangan alam. Dengan menggunakan filosofi tua yang dianut oleh kalangan Tionghoa, yakni memadukan unsur Yin Yang.
Sepasang pilar yang ada di pintu gerbang, lambang jantan dan betina, menjadi penanda pertama gugus taman. Di depan pintu gerbang terdapat sepasang patung Kilin, hewan mirip singa yang dipercaya sebagai peliharaan para dewa; sedangkan di belakangnya, tepat di tengah halaman, terdapat batu granit hitam berbentuk bulat sebagai citraan bola dunia. Batu seberat tiga ton itu ditopang dengan penyangga yang sekaligus sebagai pipa yang dialiri air bertekanan tinggi untuk memutar batu granit “bola dunia” itu sesuai dengan arah putaran perhitungan Fengshui. (VIA)