Wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya, dan pernah dinobatkan sebagai wali kota terbaik ketiga di dunia versi World City Mayors Foundation, atas keberhasilannya dalam mengubah kota Surabaya yang kumuh menjadi kota yang lebih hijau dan tertata dengan baik.
Dr.(H.C) Ir. Tri Rismaharini, M.T. atau biasa dipanggil Risma lahir di Kediri, Jawa Timur, 20 November 1961. Anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Mochammad Chuzaini dan Siti Muajiatun. Ia hidup dikeluarga yang sederhana, ayahnya Mochammad Chuzaini adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di kantor pajak. Risma menikah dengan Ir. Djoko Saptoadji dan dikaruniai dua anak yaitu Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni Saptoadji.
Pendidikan dasar diijalani di tempat kelahirannya yaitu SD Negeri Kediri dan lulus pada tahun 1973. Melanjutkan SMP dan SMA nya di Surabaya, yaitu di SMP Negeri 10 Surabaya lulus tahun 1976 dan SMA Negeri 5 Surabaya lulus tahun 1980. Ia mengeyam pendidikan sarjana dengan mengambil jurusan Arsitek di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tahun 1987, kemudian setelah lulus ia mengambil S2 di kampus yang sama dengan mengambil jurusan Managemen Pembangunan Kota dan lulus tahun 2002. Pada 4 Maret 2015, ia mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari ITS. Gelar kehormatan tersebut diberikan dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Karir Risma pada awalnya sama dengan sang ayah yaitu menjadi Pengawai Negeri Sipil (PNS) dengan pekerjaan yang tidak jauh dari latar belakang pendidikannya yaitu arsitektur. Pada tahun 1997 ia bertugas sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. Empat tahun kemudian ia menjabat sebagai Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya. Kemudian di tahun 2005, Risma menjadi Kepala Bagian Bina Pembangunan, lalu menjadi Kepala Bagian Penelitian. Pada tahun 2008, Risma menjabat Kepala Badan Perencaan Pembangunan Kota Surabaya.
Prestasi dan kinerja Risma dibirokrasi yang terus menanjak, membuat PDI Perjuangan mencalonkan Tri Rismaharini sebagai Wali kota Surabaya, apalagi Risma dikenal juga sebagai orang yang ulet, pekerja keras, dan perhatian pada rakyat kecil. Prestasi itulah yang akhirnya membuat Risma menjabat sebagai pemimpin di kota pahlawan itu selama dua periode, periode pertama pada tahun 2010-2015, dan periode kedua tahun 2016 sampai sekarang. Kota Surabaya diubahnya sebagai tempat yang lebih asri, lebih hijau, lebih segar, dan tertata dengan baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Selama masa kerjanya sebagai wali kota, banyak lahan mati yang disulap oleh Risma menjadi taman yang banyak dikunjungi oleh warga Surabaya. Salah satunya seperti pemugaran Taman Bungkul di Jalan Raya Darmo dengan konsep all-in-one entertainment park, Taman di Bundaran Dolog, Taman Buah Undaan, serta Taman di Bawean, dan di beberapa tempat lainnya. Selain itu Risma juga membangun jalur pedesterian dengan konsep modern di sepanjang jalan Basuki Rahmat kemudian dilanjutkan hingga jalan Tanjung, Blauran, dan Panglima Sudirman. Pada 11 Mei 2014 terjadi insiden di Taman Bungkul, yang mana pada saat itu perusahaan es krim Wall’s yang berada dibawah naungan PT. Unilever Indonesia mengadakan acara bagi-bagi es krim gratis kepada masyarakat Surabaya. Pembagian es krim gratis yang diadakan di tengah taman ini banyak didatangi warga, bahkan sampai menerobos dan menginjak tanaman. Kondisi semakin kacau, jalanan juga macet, dan tanaman menjadi rusak parah. Hal ini pun sontak membuat Risma marah besar saat melihat kondisi semua tanaman rusak. Kemudian ia langsung menghampiri panitia penyelenggara acara, “Kalian tahu berapa lama waktu yang kami butuhkan untuk membuat Taman Bungkul jadi Indah?”. Ujarnya dengan nada tinggi. Risma meminta stafnya di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya melaporkan penyelenggara acara ke jalur hukum. PT Unilever Indonesia Tbk, selaku penyelenggara program bagi-bagi es krim siap bertanggung jawab dan menanggung semua biaya kerugian yang dialami pemerintah kota Surabaya. Risma sangat tegas dalam hal ini, pasalnya pada tahun 2013 Taman Bungkul ini pernah meraih penghargaan The 2013 Asian Townscape Award dari PBB sebagai taman terbaik se-Asia.
Sejak menjabat sebagai Wali Kota Surabaya ia mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai kategori. Pada tahun 2014 Risma mendapat penghargaan “Mayor of the Month”. Selama ia memimpin, kota Surabaya sudah meraih delapan kali piala adipura kencana berturut turut dari tahun 2011 hingga 2018 untuk kategori kota metropolitan, serta adipura paripurna pada tahun 2016. Risma juga membawa kota Surabaya menjadi kota terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada tahun 2012. Pada Oktober 2013, kota Surabaya juga memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Awards 2013 di dua bidang sekaligus, yaitu data center dan inklusi digital.
Surabaya juga membangun Broadband Learning Center untuk memberikan pelatihan bagi petani agar terkoneksi dengan jaringan sistem pelayanan daring. Sistem ini memudahkan petani dan pekerja sektor lain untuk membangun akses pemasaran produk. (Dwi/ diolah dari beberapa sumber)