Mahulu,GPriority.co.id-Long Tuyoq sebuah kampung tua berusia 118 tahun di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) layak menjadi Desa Wisata. Kampung yang terletak di Kecamatan Long Pahangaidan yang memiliki luas 126,95 kilometer persegi ini memiliki potensi wisata adat dan alam yang melimpah.
Kampung Long Tuyoq pertama kali didirikan pada tahun 1904 dimasa kepemimpinan Luh Loong. Adapun masyarakatnya terdiri dari suku Long Geliit (Long Glad), Umaa’ Pala’, Umaa’ Tepai dan Umaa’ Lakwe. Menurut Adrianus Liah, Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Long Tuyoq, pemukiman Kampung Long Tuyoq sebelumnya berada di muara sungai Tepai dan beberapa dekade sebelumnya telah mengalami beberapa kali perpindahan kampung. Sementara berdasarkan Wikipedia, Kampung Long Tuyoq dihuni mayoritas Suku Dayak Bahau Busang. Mereka tinggal di sepanjang Sungai Mahakam dengan mata pencarian sebagai petani tadah hujan, karet, vanili, berburu, dan penambang emas tradisional.
Warga kampung Long Tuyoq masih menjaga adat istiadat nenek moyang. Hal ini dapat dilihat dari ritual adat Nemlaai yang merupakan agenda 5 tahunan. Pada ritual itu orang-orang Long Geliit (Long Glad) yang merantau akan pulang ke Long Tuyoq untuk melaksanakan ritual adat Nemlaai, yaitu perayaan kemenangan yang dilakukan kaum lelaki. Mereka rela menempuh perjalanan panjang dari rantau ke kampungnya untuk menghadiri ritual 5 tahunan tersebut. Perjalanan Long Tuyoq memang ditempuh melalui jalur udara dengan pesawat perintis atau mengarungi sungai yang panjang dengan riam dan hutan di sepanjang perjalanan.
Kondisi alam Long Tuyoq yang masih perawan nyatanya cocok untuk wisata petualang. Adrianus menerangkan, potensi wisata yang ada di Long Tuyoq diantaranya Jungle Trekking, Camping, Susur Gua, Arung Jeram hingga memancing di sungai berarus deras. “Khusus untuk memancing biasa dilakukan di hulu sungai Tepai dan sungai Nyan,” jelasnya. Selain wisata petualang, potensi lain yang tak kalah menariknya bagi wisatawan ialah digelarnya budaya hudoq setiap tahun dan atraksi wisata lainnya. Sayangnya dengan potensi tersebut Kampung Long Tuyoq belum mendapat predikat sebagai Desa Wisata. Pasalnya untuk menjadi Desa Wisata harus dikuatkan dengan SK Bupati. “Kami belum dapat SK Bupati mengenai Penetapan Desa Wisata di Mahulu,” ujar Adrianus.
Walau belum mendapatkan status sebagai Desa Wisata, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mahulu disebut Adrianus mendukung Kampung Long Yuyoq dengan baik. Dukungan yang diberikan Pemkab diantaranya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan dan studi serta pembinaan yang rutin dilakukan Dinas Pariwisata lewat Pokdarwis. Secara konkrit dibangun pos pengawasan di kawasan jeram, pelatihan pengelolaan Pokdarwis, penyaluran bantuan dana hibah untuk upacara adat hingga publikasi promosi oleh Pemkab. “Pemkab juga memberi kemudahan bagi organisasi non pemerintah lainnya untuk turut serta dalam upaya peningkatan wisata di Kampung Long Tuyoq. Misalnya WWF Indonesia dapat bekerjasama dengan Pemkab dalam pemberdayaan masyarakat kampung. Pun halnya dengan TNC pernah berkontribusi dalam membantu membuat pemetaan wilayah potensi wisata,” tandas Adrianus.
Pada sisi lain dukungan masyarakat juga dirasakan di Kampung Long Tuyoq seperti keramahan kepada pengunjung, pengelolaan sampah, kebersihan rumah dan keindahan kampung yang perlahan mulai tertata rapih dan resik. Dukungan itu menurut Adrianus merupakan upaya masyarakat menjadikan Long Tuyoq sebagai Desa Wisata. “Target ke depan sebagai Desa Wisata di Mahulu ialah mewujudkan kampung yang aman, tertib, sejuk, bersih, indah, ramah, dan penuh kenangan. Sehingga siapa pun yang berkunjung ke Long Tuyoq merasa bagai pulang ke kampung halamannya sendiri, wisatawan datang dan tak ingin pergi. Kalau pun harus pergi, tak sabar untuk kembali,” pungkas Adrianus. (PS)