Jakarta,GPriority.co.id – Fatphobia adalah prasangka seseorang untuk menjadi gemuk. Dokter sekaligus konselor makanan dan ahli diet, Sarah Anzlovar, MS., RD., LDN, akan menjelaskan lebih rinci mengenai apa itu fatphobia.
“Fatphobia adalah ketakutan yang terinternalisasi terhadap kegemukan, yang dapat muncul dalam berbagai cara. Sering disebut sebagai anti-lemak,” jelas Sarah Anzlovar yang dilansir dari Eatthis.com.
Menurutnya, istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki prasangka terhadap dirinya yang secara visual memiliki lebih banyak lemak daripada yang terlihat sebenarnya. Fatphobia bukan takut menjadi gemuk.
“[Fatphobia] mungkin lebih jelas, seperti mempermalukan atau mengintimidasi. Meskipun seringkali lebih halus, seperti seseorang mengomentari bagaimana pakaian tertentu membuat Anda terlihat lebih kurus atau memuji penurunan berat badan,” tambah Sarah.
Sayangnya, fatphobia memiliki makna dan perasaan negatif orang terhadap kelebihan berat badan. Hal itu menyebabkan individu yang memegang keyakinan bahwa dirinya fatphobia memiliki implikasi negatif yang nyata di masyarakat karena terkait dengan bias berat badan.
“Bias berat badan adalah bias terhadap orang gemuk bersama dengan keyakinan bahwa menjadi gemuk adalah kegagalan moral, atau mewakili kurangnya tanggung jawab pribadi,” kata Christine Byrne, RDN, ahli diet yang berfokus pada gangguan makan.
Masyarakat masih mempercayai bahwa orang gemuk itu malas, tidak bertanggung jawab, dan kurang disiplin diri. Namun kegemukan bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor genetik, sosial ekonomi, dan lingkungan yang berperan dalam perkembangan obesitas.
Hingga saat ini, stigma berat badan semakin memprihatinkan di tengah masyarakat karena telah meningkat dua pertiga dalam dekade terakhir. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa stigma berat badan mengarah pada konsekuensi kesehatan fisik dan psikologis yang merugikan bagi populasi manusia.
“Stigma berat badan dapat meningkatkan stres seseorang secara keseluruhan dan menurunkan kualitas hidup. Mereka disuruh untuk menurunkan berat badan di kantor dan oleh dokter terus-menerus atau ditolak perawatan atau prosedur tertentu sampai menurunkan berat badan,” sambung Byrne. (Hn.)