Jakarta, GPriority.co.id – Badan Pangan Nasional, saat ini sedang menggencarkan sosialisasi terhadap program B2SA. Program ini disampaikan langsung oleh Rinna Syawal, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional, dalam acara ‘Merayakan Gastronomi Indonesia’ di Taman Ismail Marzuki, Selasa (6/2) kemarin.
Dalam acara ini, Rinna menjelaskan materi tentang Urban Food Behaviour dan program B2SA. Meski kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia mengarah pada komposisi yang beragam dan bergizi seimbang, namun penduduk Indonesia masih berlebihan dalam mengkonsumsi padi-padian, minyak, dan lemak.
“Konsumsi karbohidrat seperti padi-padian, minyak, dan lemaknya masih banyak. Sedangkan konsumsi sayur, buah, umbi-umbian, dan kacang-kacangannya masih kurang. Untuk konsumsi pangan hewaninya sudah sesuai standar nasional,” ungkap Rinna dengan berdasarkan data yang ia tampilkan.
Dalam kesempatan tersebut, Rinna juga menyoroti tentang kebiasaan masyarakat perkotaan. Saat ini telah terjadi perubahan perilaku dalam mengonsumsi makanan dan minuman secara konvensional.
“Dari beli makanan langsung, berubah menjadi beli makanan dan minuman secara online. Pesan makanan dari rumah lewat aplikasi,” ungkapnya.
Bahkan, berdasarkan data dari Nielsen Singapura, 95 persen dari 1000 responden, mengaku pernah memesan makanan siap saji, dan 58 persennya memesan lewat aplikasi online.
Begitupun juga dengan pola konsumsi gen Z dan milenial yang gemar makan makanan cepat saji, tinggi kalori, lemak, dan natrium, tetapi tidak suka makan buah dan sayur, juga gemar minum minuman dalam kemasan. Yang paling parah, pangan lokal dianggap tidak menarik.
Untuk memerangi pola konsumsi tersebut, Badan Pangan Nasional pun mensosialisasikan mengenai program B2SA. Apa itu program B2SA?
B2SA adalah singakatan dari Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman.
“Artinya, aneka ragam pangan yang dikonsumsi harus dalam jumlah seimbang, sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan, dan bebas dari cemaran fisika, kimia, ataupun biologi,” tutur Rinna.
B2SA juga memiliki rumus 4-1-5, yang mencakup batas konsumi gula 4sdm, garam 1 sdt, dan 5sdm lemak/minyak dalam setiap hari.
“Konsep B2SA itu tidak mahal, bisa ditemui disekitar lingkungan, dan mudah dibuat,” kata Rinna.
Salah satu contoh menu B2SA yang dapat diterapkan, adalah :
- Sarapan : lontong sayur, sayur pakis/labu/nangka, telur bulat 1 buah, tahu 2 potong, dan pepaya 1 potong,
- Makan siang : kentang rebus 2 buah, ayam bacem 1 potong, kripik tempe, pecel sayur 1 gelas, dan pisang 1 buah,
- Makan malam : nasi 1 cup, lele goreng 1 ekor (ukuran sedang), lalapan (1 buah timun), tempe goreng 1 potong, dan jeruk 1 buah.
Foto : GP Nindya